he kept her eyes awake

9 0 0
                                    

Entah sudah kali ke berapa sumpah serapahnya keluar saat perut dan anusnya menahan gas yang semestinya dikeluarkan, karena memang begitulah seharusnya. Hal tersebut tak lain dan tak bukan karena kopi gula aren sachetan yang diseduh dengan batu es seribu perak-yang bisa saja memakai air mentah- yang embun pada pinggiran gelasnya bisa digantikan untuk mencuci tangan.

Tengah malam begini keningnya berkerut, beringsut ke pikirannya yang penuh, hampir tumpah namun dia tetap siap siaga. Dari sekian banyaknya sumber tak satupun ada kesimpulan-bahkan satu kalimat pun- yang berhasil ia peroleh. Dan terkadang gadis yang satu ini juga berpikir barangkali ada yang salah dengan cara pikirnya. Tapi toh ia santai karena beberapa pujian yang kadang terlontar membuatnya tenang dan berpikir kalau dirinya adalah seorang pemikir.

Malam mulai beranjak, tidak ada keheningan karena yang difokuskan adalah bagaimana melodi musik random cocok di kepalanya sembari menepis ide-ide gila yang kadang terlintas dan membuatnya terjaga sepanjang malam dan meninggalkan subuh!

Dalam keadaannya yang serba salah, terkadang ada satu harapan yang membuat dirinya berdoa. Bisakah Tuhan memberhentikan waktu sehingga masih ada waktu yang tersisa untuk mengerjakan yang lain.

Setelah ini mungkin dirinya akan mendengarkan dua lagu random(melodinya harus masuk ke telinga) lagi sebelum beranjak tidur dan terbangun karena celoteh ibunya.

TempohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang