orang tua tunggal

5.4K 310 8
                                    


"ayolah nak...cobalah kau temui dia...dia submissiv yang sopan dan baik"

Sejak jeno memasuki rumahnya hal pertama yang ia dengar tidak lain adalah suara ibunya yang mengatakan untuk ia melihat dulu seperti apa gadis atau submissiv yang akan ibunya kenalkan kepadanya. Jeno sudah paham betul tabiat ibunya.

"Dia pintar juga manis, dia jug---" jeno menghentikan langkahnya dan berbalik melihat ibunya, jeno sudah jengah dengan nyanyian seperti itu disetiap sore saat ia pulang dari kantornya.

"Ibu, sudah berapa kali kutakatan, aku. Tak. Mau. Cobalah pahami itu" penekanan setiap kata yang jeno lontarkan semoga bisa menyadarkan ibunya bahwa ia tak akan menikah.

"Tapi ib----"

"Lebih baik ibu berdiri didepan pintu untuk menyambut kepulangan ayah, sebentar lagi ayah pulang"

"Ah benar juga..ayah akan pulang..."

Jeno menghela nafas pekerjaan dikantor hari ini membuat kepalanya pening dan saat pulang pun ia tak mendapat ketenangan karna suara ibunya begitu memenuhi gendang telinganya. 

"Jeno! Penawaran ibu masih berlaku..cobalah temui pemuda itu sayang....lihat dulu fotonya kau akan terpesona!" Jeno tak mendengarkan teriakan ibunya dibawa sana, terpesona apanya, ia bahkan enggan untuk mengenal gadis atau pemuda manapun itu.

Jeno menaiki anak tangga satu persatu di iringi dengan teriakan ibunya mengenai calon menantu yang ia tawarkan pada putra tunggalnya.

Apapun itu jeno tak peduli. Ia lelah tolonglaaah......

Baru saja jeno akan memutar knop pintu kamarnya namun harus terhenti saat ia mendengar teriakan juga langkah kaki terburu menghampirinya.

"Dadyyyyyy!!!!" Jeno tersenyum mendengarnya. Ia berbalik dan bersiap menangkap anak nakal yang saat ini berlari kearahnya.

Hap....dapat

"Selamat sore dady jenouuu" ucapan menggemaskan ini yang sedari tadi Jeno tunggu sebenarnya, bukan malah ocehan ibunya...

"Selamat sore juga jagoan Dady, bagaimana hari ini apa semuanya berjalan dengan baik hm?" Jeno bertanya setelah berhasil menggendong putranya yang tersenyum menggemaskan, giginya bahkan belum tumbuh setelah kemarin gigi susunya jatuh.

"Baik...lele belajar dengan benar dan mendapatkan nilai A, juga bonus kecupan dari buguru cantik!" Ucap chenle dengan semangat.

Cerita dari anaknya selalu mampu menghiburnya dan memberikan energi baru setelah lelah bekerja seharian dikantor.

"Anak Dady kenapa begitu pintar mengambil kesempatan...siapa yang mengajari lele seperti itu hm" jeno bertanya pada anak menggemaskannya.

"Tentu saja tuan besar Lee Jeno" ucapan gamblang anaknya mengundang decakan dari sang empu dan berhasil membuat chenle tertawa riang.

"Jangan maraah~~, dadykan memang suka seperti itu" chenle berkata seperti itu dengan serius seolah memang benar ayahnya adalah orang yang suka mengambil kesempatan dalam kesempitan. Hei! Ia tidak seperti itu yaa!.

"Berani berkata seperti itu mengenai dady hmm, Dady akan menghukum anak nakal seperti mu" jeno membawa chenle masuk kekamarnya, meletakkan tas kerjanya kemudian membanting tubuh mungil putranya dengan pelan lalu terjadilah teriakan nyaring dari anaknya yang meminta berhenti dan memohon ampun.

"Hahahha dady geli~~~ sudah lele... maaf hahaha minta maaf ...sudah dady" jeno tidak mendengarkan dan terus menggelitik putranya.

Akhirnya setelah penuh dengan perjuangan chenle berhasil melarikan diri dari keganasan ayahnya. Sebelum keluar chenle mengejek sang ayah kemudian berlari keluar mencari omanya.

 Surrogate Mother // Noren//Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang