hampir setara

1.8K 212 6
                                    


>>>>

Hari demi hari mulai terlewati, tak terasa kehidupan mereka mulai terbiasa antara satu sama lain, renjun mulai bisa menyesuaikan diri tinggal bersama jeno dan karina.

usia kehamilan renjun sudah memasuki usia 7 bulan, ia sudah mulai bisa beraktivitas tanpa kursi roda lagi, meski berjalan pelan, renjun lebih menyukai seperti ini dibanding harus menggunakan kursi roda.

Hadirnya bayi dalam perutnya, membuat renjun mulai merasakan perasaan yang berbeda, ia mulai terbiasa untuk mengajak baby berbicara dipagi hari dan juga mulai suka melihat pakaian-pakaian bayi.

Naluri keibuannya perlahan mulai terlihat dari perasaan dan perilakunya. Renjun menyukai kegiatan barunya sekarang.

Jadi seperti ini rasanya menunggu setiap detik untuk kelahiran sang anak dalam perut kita?. Setiap pagi, ia akan berdiri didepan cermin untuk melihat perut buncitnya, akan terkikik sendiri saat merasakan bayinya mulai menendang saat ia mengajak untuk berbicara.

"Renjun?" Suara berat itu membuat renjun melihat keasal suara, jeno ada disana berdiri dengan pakaian santai. jeno tak kekantor hari ini?, padahal ini hari Selasa, biasanya jeno akan sibuk dikantor.

"Iyah?" Dengan pelan renjun berjalan kearah dimana jeno berdiri. Mengerutkan keningnya saat jeno terlihat rapi, jeno mau kemana.

Jeno tak tahu harus menyampaikan ini bagaimana. Ayahnya mengiriminya pesan bahwa hari ini ia telah berada di bandara dan minta untuk di jemput, mereka bahkan tak memberi tahu dari jauh-jauh hari. Sekarang ia dan juga karina panik sendiri. Bagaimana bisa orang tuanya datang tanpa memberitahu.

Dan masalah yang harus ia hadapi selanjutnya adalah bagaimana cara menjelaskan ini kepada renjun.

Jeno mendekat kearah renjun, mengusap pipi yang semakin terlihat ranumnya, renjun terlihat semakin cantik setiap harinya.

"Aku akan pergi bersama karina hari ini, ternyata ayah dan ibuku akan berkunjung, dan aku tak tahu harus apa sekarang, maafkan aku mungkin hari ini dan beberapa hari kedepan kau tak disini dulu untuk sementara waktu sebab orang tuaku pasti akan curiga jika melihatmu"

Mendengar itu renjun kini juga tak tahu akan merespon seperti apa, ia paham maksud Jeno untuk ia yang akan kembali keapartemennya, renjun tak masalah sama sekali, ia akan kembali ke apartemennya, ia juga sudah bisa melakukan apapun sendirian.

"Tak apa, aku akan membereskan bajuku sebentar, apa masih ada waktu?"

"Masih ada waktu, tak perlu khawatir. karina sudah lebih dulu berangkat kesana untuk menjemput ayah dan ibuku, aku akan membantumu untuk beberes sebentar"

"Ngg!" Renjun hanya mengangguk, ia dengan pelan berbalik untuk membuka lemarinya, mengambil pakaiannya untuk ia masukan kedalam koper. Jeno juga membantu memasukan beberapa keperluan penting renjun yang lainnya.

Melihat renjun yang bahkan untuk bergerak pun agak kesulitan membuat jeno merasa khawatir jika renjun akan tinggal sendiri nanti, tapi mau bagaimana lagi, ia juga tak mungkin membiarkan renjun tinggal disni disaat orang tuanya juga ada disini.

"Sudah?" Jeno bertanya saat ia sudah memasukkan semua barang renjun kedalam koper juga tasnya.

"Iyah, jeno tunggu sebentar ya, aku sulit memakai sepatuku" renjun berusaha memasang sepatunya, perutnya menghalanginya untuk menunduk memasang sepatunya.

Jeno terkekeh saat melihat bagaimana tubuh itu bahkan sulit meski hanya menunduk mengikat tali sepatunya, ia dengan pelan berjongkok didepan renjun untuk mengingatkan tali sepatu putih itu. Renjun terkejut saat jeno ada didepannya untuk mengingat tali sepatunya.

 Surrogate Mother // Noren//Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang