kelahiran

1.8K 243 25
                                    




>>>>

Setelah semalaman renjun bahkan menangis dan tak bisa menelan makanan dalam bentuk apapun.

Matanya perlahan mulai terbuka saat ia menyadari bahwa hari mulai pagi, melihat pada jam nakasnya, ternyata sudah pukul delapan pagi. Dengan pelan renjun duduk, matanya kembali menerawang saat kemarin ia menangisi kabar Karina ataupun Jeno yang tak ada sama sekali.

"Aku bahkan masih mengharapkan kabar itu, bahkan disaat aku tahu kalau tak ada yang peduli lagi" renjun tak tahu bahwa rasanya ternyata sesakit ini.

Renjun ingin kekamar mandi sebentar, ingin membenahi dirinya sebelum pergi ketoko kuenya.

Renjun masih merasa pusing, karena belum makan dan juga banyak menangis sejak kemarin. Penglihatannya mulai memburam hingga ia tanpa sengaja menginjak gelas yang ia letakkan sembarngan kemarin, renjun jatuh dengan keras.

"Akh.." perutnya begitu bereaksi dengan cepat, sakitnya bahkan langsung menjalar pada perutnya, perlahan, basa dengan warna merah pekat itu keluar dan melewati kaki renjun.

"Hiks darah. Sakit" renjun ketakutan saat melihat darah itu keluar dari tubuhnya, juga perutnya yang begitu sakit sekarang, apa bayinya kenapa-napa?.

Renjun mencoba menggapai ponselnya dimeja nakas, ia akan meminta bantuan, rasa sakitnya tak tertahankan lagi sekarang, menggulir layar itu untuk menemukan satu kontak yang bisa ia hubungi untuk dimintai tolong sekarang.

Cukup lama panggilan itu terhubung hingga akhirnya renjun mendengar suaranya. "Halo?"

"Halo renjun, ada apa?" Donghyuck bertanya saat tahu bahwa yang menelfon adalah renjun.

"Tolongh aku...sepertinya aku akan melahirkan hari ini, hyuck tolong datang kesini cepat" renjun bahkan begitu sulit meski hanya mengatakan apa yang ingin ia katakan sekarang.

Ini bahkan lebih sakit dari pada ia terjatuh berulang kali sepertinya,  lututnya bahkan sampai bergetar.

____

"...renjun tolong jangan tutup matamu. Aku sudah dijalan sekarang.

Donghyuck begitu panik saat renjun mengatakan bahwa renjun akan melahirkan. Tanpa menunggu lagi ia berlari keluar menuju parkiran untuk mengambil mobilnya. Panggilannya tetap terhubung agar ia bisa mendengar renjun tetap terjaga.

"Jangan tutup matamu renjun, aku sudah dekat sekarang" mobilnya bahkan melaju dengan cepat, hanya butuh sepuluh menit untuk donghyuck sudah memarkirkan mobilnya dibasemen apartmen renjun, ia bahkan tak peduli lagi, dengan pakaiannya yang ternyata hanya memakai kemeja saja.

Berlari menuju kamar renjun, donghyuck bahkan di buat terkejut lagi saat melihat bagaimana renjun bahkan sudah duduk disamping ranjangnya dengan darah dimana-mana. Wajah pemuda itu bahkan begitu pucat sekarang.

"Renjun!" Dengan cepat kini donghyuck sudah membawa renjun kedalam pelukannya, apa renjun mengalami pendarahan?.

"Hyuck, bayinya" meski renjun terasa sangat lemah tapi ia masih sadar, ia masih bisa mendengar siapa yang datang kepadanya, semuanya sudah terlihat buram dimana renjun, telinganya berdenging.

"Kumohon tetap sadar renjun, kita akan kerumah sakit sekarang, bayinya akan selamat" donghyuck berusaha membuat renjun tetap meresponnya, dengan cepat ia membawa renjun pada gendongannya, berlari keluar untuk menuju mobilnya.

Donghyuck merasa semakin panik saat badan itu bahkan begitu dingin sekarang, bagaimana mata itu perlahan mulai terlihat sayu dengan bibir pucatnya. Ya tuhan renjun. Nyawa donghyuck serasa tak ada dalam raganya sekarang.

 Surrogate Mother // Noren//Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang