baby?

2K 208 13
                                    











>>>>

Renjun masih disana, menatap pada hamparan bintang itu, ini sudah malam, renjun tak dibiarkan pulang oleh dokter itu, demamnya sudah mulai turun tapi ia masih harus dirawat sampai benar-benar sembuh.

Untuk saat ini renjun tak ingin berdebat, ia masih tak menyukai dokter itu, meski tadi ia sudah lancang meminta coklat tapi itu tak membuat renjun ingin berbaikan dengan dokter menyebalkan itu.

drrrt....drrt..

Pandangannya ia bawa untuk melihat pada meja yang ada disamping brankarnya, sedari tadi ponselnya terus saja bergetar menandakan ada panggilan masuk, renjun tau itu pasti karina yang menelfonnya, renjun tak ingin diganggu dulu.

Ini bahkan baru sehari perjanjian itu renjun jalani, tapi mengapa rasanya begitu berat, renjun apa akan sanggup menjalaninya?.

"Aku seperti akan menyerah tapi juga tak tega membiarkan sahabatku dalam kesulitan" renjun tak akan setega itu membiarkan karina dalam kesedihan yang berkepanjangan.

Apa benar ia bisa memberikan bayi untuk sahabatnya, bagaimana jika ia gagal dan tak bisa hamil, renjun mulai takut akan hal itu, ingatannya kembali pada saat ia dan juga jeno melakukan hal itu. Sentuhan pada setiap inci tubuhnya yang jeno tinggalan tak bisa renjun lupakan, ia bahkan telah disentuh oleh orang yang masih asing dalam hidupnya dan itu adalah pasangan dari sahabatnya sendiri.

"Maaf~" kini isakannya perlahan mulai keluar, ia telah melakukan kesalahan hanya karena rasa ibanya pada sang sahabat, resiko besar yang ia tanggung membuatnya tak bisa tidur dengan benar. Apa kata orang tuanya nanti ketika mengetahui renjun seperti ini.

"Baba~~" ayahnya adalah satu orang yang langsung renjun fikirkan. Apa ayahnya akan kecewa ketika mengetahui renjun melakukan hal seperti ini, belum lagi ibunya. Renjun tak akan sanggup jika suatu saat akan membohongi kedua orang tuanya mengenai dirinya.

Penyesalan itu baru renjun rasakan setelah ia menerima perjanjian itu, ia baru mengingat kedua orang tuanya ketika hal seperti ini sudah ia jalani. Renjun merasa sedikit menyesal.

____

"Tak ada jawaban?" Tanya jeno.

Saat ini mereka berdua sedang berada diruang tamu apartemen mereka, karina sedari tadi berusaha menghubungi renjun yang tak ada kabar sama sekali.

Tadi pagi memang karina tak tahu bahwa jeno langsung kembali setelah pagi mulai menjemput. Ia juga tak mengetahui bahwa jeno ternyata meninggalkan renjun sendirian di hotel. Jeno tak mengatakan apapun.

"Apa renjun baik-baik saja?" Karina merasa khawatir, mengapa renjun tak menjawab telfon juga membalas pesannya, tidak mungkinkan renjun marah kepadanya.

Jeno terdiam, ia sebenarnya tak jujur kepada karina bahwa ia meninggalkan renjun sendirian di hotel tadi pagi, semoga renjun baik-baik saja, lagi pula mengapa ia harus khawatir. Renjun sudah dewasa ia bisa menjaga dirikan.

Yang utama bagi jeno adalah karina, tadi pagi adalah jadwal karina untuk check up jadi ia memilih untuk menemani istrinya, dan itu tidak salahkan?.

"Mungkin renjun sedang sibuk, jangan mengganggunya karina, biarkan dia istirahat" Jeno hanya menjawab sekenanya, mengapa karina begitu khawatir dengan keadaan renjun, anak itu pasti sudah tertidur nyenyak di apartemennya.

Karina mengangguk, iya benar, mungkin renjun ada diapartemennya sedang sibuk sehingga mengangkat telfonpun renjun tak sempat.

"Renjun baik-baik saja sayang, jangan terlalu khawatir" Jeno berusaha meyakinkan istrinya bahwa renjun tak apa-apa.

 Surrogate Mother // Noren//Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang