mendengar fakta

1.7K 236 34
                                    







☄️☄️☄️

Setelah jeno mendapatkan relfon dari donghyuck mengenai renjun, jeno langsung pulang untuk segera berangkat ke jepang. Ia bahkan tak memperdulikan lagi meeting yang seharusnya ia lakukan hari ini, klien itu bisa jaemin urus nanti jeno akan menyerahkan tugasnya kepada jaemin.

______

"Jeno?" Karina bingung saat melihat jeno datang dengan buru-buru, apa sesuatu terjadi dikantornya.

"Jeno ada apa?" Karina kembali bertanya bahkan sampai mengikuti jeno yang berjalan cepat menuju kamar mereka. Tangannya menahan lengan jeno, ia ingin tahu ada apa, mengapa jeno begitu sulit menjawab pertanyaannya.

"Karina, aku akan berangkat kejepang sekarang. renjun....renjun telah melahirkan"

Mendengar apa yang Jeno katakan, karina terdiam sekarang. bukan. bukan karna ia keberatan sehingga ia tak mengatakan apapun, karina hanya merasa malu, bagaimana caranya menemui renjun disaat ia yang bahkan begitu melarang jeno agar tak lagi memperdulikan renjun.

Padahal renjun begitu berjuang demi bisa memberinya anak dan melalui begitu banyak kesulitan, tapi apa yang ia lakukan sekarang malah membuat renjun semakin menderita.

Jeno menghela nafas dengan berat, jika karina melarangnya untuk menemui renjun lagi, maka kali ini jeno tak akan menuruti itu. Renjun sedang dalam keadaan tak baik, bagaimana mungkin jeno akan mengikuti ego istrinya sedangkan renjun sedang dalam keadaan yang begitu sulit.

"Tolong maafkan aku, jangan larang aku pergi, ini demi anak kita dan juga demi sahabatmu karina. Apa kau tak merasa iba sedikit saja. Jika kau tak bisa melihat renjun sebagai sahabatmu lagi, maka lihat dia sebagai manusia saja. tolong mengertilah" Jeno tak mungkin akan membiarkan renjun dalam kesusahan sendirian lagi.

"Aku ikut, aku...ingin melihat renjun dan juga bayi kita" Karina akan menemui renjun dan meminta maaf. Untuk renjun.

Setelah mendengar ucapan karina barusan, tanpa kata lagi jeno segera memeluk istrinya, ia bersyukur bahwa karina bisa mengerti dan sadar akan kesalahannya. Renjun tak pernah salah, karina hanya merasa takut. 

"Mari bersiap, kita harus segera berangkat. Renjun dan juga bayi telah menunggu kita"

Karina mengangguk, ia segera merapikan beberapa bajunya dan juga baju jeno. Untuk urusan orang tua mereka biarlah nanti jeno memberi tahu ayah dan ibunya ketika mereka sudah di pesawat agar orang tuanya tak sempat melarang.

______

Donghyuck masih disana, memperhatikan tanpa mengalihkan perhatiannya kepada sosok yang kini masih betah dalam tidurnya. Renjun masih belum sadar juga, meski bukan lagi pingsan, tapi donghyuck tetap merasa khawatir saat tak mendengar suara renjun, matanya melirik pada satu box bayi disamping brangkar renjun.

Tersenyum saat melihat bayi kemerahan itu bahkan kini mulai bergerak merengek, mungkinkah bayi itu lapar.

"Renjun...kenapa belum bangun, bayinya sudah lapar lagi, kau tak ingin melihatnya makan?" Tangan donghyuck kini menggenggam tangan mungil itu, "mereka telah datang, aku membawa mereka kembali renjun, kumohon buka matamu"

Perlahan namun pasti, jari yang donghyuck genggam mulai memberikan respon gerak meski masih lemah, mata rubahnnya perlahan mulai nampak.

"Hyuck" suara serak itu kini mengalihkan pandangan donghyuck yang tadinya menunduk dengan mata yang tertutup. Ia tak menyadari renjun telah bangun.

"Renjun!" Donghyuck panik tak tahu harus melakukan apa, mengapa ia seperti ini, ia dokter harusnya ia tahu apa yang akan ia lakukan kepada renjun.

"Aku ingin minum?" Renjun haus.

 Surrogate Mother // Noren//Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang