kenangan lama

2.4K 259 13
                                    

Mendung hari ini kembali membuatku teringat kepadamu setelah sekian lama tak bertemu, apa kau baik selama tak bersama denganku lagi?, apa kau kini makan dengan benar dan tak mengeluh lagi.

Aku masih sama, selalu merindukan orang sepertimu, masih sama...masih tetap menunggu ketidak pastian yang selalu membayangi diriku setiap pagi ketika terbangun dari tidurku...

Aku masih berharap kau akan hadir dalam mimpiku meski itu hanya sebentar saja....kumohon datang kepadaku sebentar saja....

Aku masih membutuhkan dekapan hangat itu ada setiap aku merasa kedinginan, masih mengharapkan nafas itu masih bisa berhembus di telingaku saat membisikan kata cinta itu....

Iris segelap malam itu perlahan terlihat saat kelopaknya terbuka, mata tajam itu kini memandang pada bangunan yang berdiri dengan menjulang tinggi, diruangannya yang berada dilantai teratas gedung Lee group.

Ia merindukan seseorang yang sampai saat ini masih belum ia temukan keberadaanya. Masih belum ada titik terangnya.

"Aku masih berharap kau bisa berdiri dihadapanku lagi...bahkan jika kita bahkan seperti bertemu pertama kali. Aku mengharapkan kehadiranmu kembali..." Menghela nafasnya dengan pelan, ia sudah tak tahu akan mencari kemana lagi.


Brak....

Jeno terkejut saat pintu ruangannya terbuka dengan kasar. Membalik kurisnya, Jeno menaikkan sebelah alisnya dengan bingung melihat jaemin datang dengan keadaan marah?. Jeno semakin tak mengerti ketika jaemin datang hanya seorang diri, kemana anaknya. Apa jaemin tak menjemput chenle.

"Jaem mana che--" ucapan Jeno hanya terhenti diudara saat melihat jaemin mengangkat tangan, melarangnya untuk melanjutkan perkataannya.

"Jangan tanyakan putramu karna sekarang ia sudah ada dirumahmu!, dia sedang mengadu pada ibumu!"

Jeno semakin kebingungan dengan perkataan orang tak waras ini, apa maks--..... Ohhh noooo jangan bilang chenle...

____

"Omaaa hiks!!" Sejak chenle tiba kediaman keluarga Lee dengan renjun yang kerepotan menggendong anak itu, sejak itu pula chenle tak berhenti menangis dan mencari keberadaan omanya, yang saat ini malah asik melakukan gerakan yoga di sore hari.

Katanya itu harus dilakukan disaat usianya sudah tak lagi muda, agar opa jae tetap jatuh cinta kepadanya meski mereka telah tua upss....

"Berhenti menangis sayang, nanti tenggorokannya sakit" renjun masih terus menenangkan chenle yang masih betah menangis, wajah itu bahkan sudah dipenuhi air mata dengan lendir ingus juga wajah yang memerah.

Pipi tembemnya bahkan seperti bakpao berwarna pink, sangat lucu, tapi saat ini renjun tak boleh tertawa, karena chenle akan semakin histeris nanti.

"Permisi nyonyaa" ucapan lembut itu menghentikan gerakan Taeyong yang sedang melakukan Pendingan. Matanya perlahan terbuka, membalik tubuhnya dan terkejut saat suara nyaring yang ia kenal terdengar memenuhi telinganya.

"Omaaa hiks!!.."

"Omoo!! Apa yang terjadi!, mengapa cucuku bisa terlihat seperti ini!" Taeyong dengan panik berdiri, mengambil chenle dari gendongan renjun.

"Oma hikss.. Daddy jahat!, ia tak datang m-menjemput hikss menjemput lele!"

"Daddy tak datang hiiks" chenle mengadu dengan masih sesegukan, memeluk leher omanya dengan erat dan mengatakan hal-hal yang yaah sedikitnya ia lebihkan sedikit sehingga Taeyong kini marah kepada anaknya.

Tanpa menunggu lagi dan tanpa memperdulikan renjun, maksudnya ia lupa kalau masih ada orang disini..taeyong berjalan menuju ruang tamu dengan cepat, menelfon anak kurang ajar itu.

 Surrogate Mother // Noren//Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang