kalah akan perasaannya

1.8K 241 6
                                    








>>>>



siapa yang akan mengira bahwa setelah jeno mengatakan ingin memulai dari awal dengan renjun, yuta langsung memberikan Bogeman mentah pada sisi wajah tegas itu.

Jeno sialan!. Apa ia tak sadar dengan ucapannya, mengatakan akan memulai semua dari awal dan melupakan apa saja yang terjadi tujuh  tahun yang lalu itu?.

"Kau ingin memulai semuanya dari awal bersama anakku?, dasar tidak waras. Apa kau lupa dengan kejadian beberapa tahun yang lalu? Ingin kembali membuat anakku menderita dengan alasan merawat bersama anakmu? Tciih"

"Baba!" Renjun terkejut saat ayahnya tanpa aba-aba langsung memukul jeno, chenle sampai terkejut dan terbangun dari tidurnya.

Jeno yang mendapat serangan tiba-tiba itu bahkan tak sempat mengelak, ia tersungkur. Bibirnya bahkan sudah sobek akibat pukulan tak main-main itu.

Jaehyun hanya diam, ia bukan tak peduli, ini adalah hal yang memang Jeno harus terima. Anaknya itu memang bodoh, setelah melakukan kesalahan sekarang ia bahkan dengan gamblangnya mengatakan ingin memulai dari awal. Dasar brengsek, jaehyun tak niat membantu. Biarkan saja jeno menerima pukulan itu, itu bahkan belum seberapa.

"Daddy!" Chenle yang sedari tidur dan terbangun karena terkejut kini telah mengumpulkan nyawanya, ia baru menyadari bahwa ia berada dikantor ayahnya. Chenle langsung memberontak meminta turun, ia ingin pergi kepada ayahnya.

"Chenle" renjun tak sempat menahan karena chenle langsung berlari kearah Jeno.

"Daddy lele rindu" Jeno dengan sigap menggendong putranya saat chenle berlari kearahnya.

Satu Minggu ia berada dirumah renjun membuat chenle merindukan ayahnya, ia selalu ingin pulang namun renjun selalu memiliki alasan gar chenle tak ingat untuk kembali pulang.

"Hiks....baba..putraku" renjun tak ingin kehilangan chenle. Bagaimana jika chenle ingin pulang mengikuti Jeno dan tak ingin dengannya lagi.

Chenle berbalik melihat kearah renjun yang telah menangis di pelukan ayahnya, chenle menunduk menatap dengan bersalah. Chenle bukan tak ingin bersama renjun, tapi ia juga merindukan ayahnya juga opa dan omanya.

"Buguru cantik, maafkan lele, tapi lele merindukan Daddy. Chenle berjanji akan bermain bersama buguru lagi, kemarin lele sudah menginap lama di rumah buguru. Daddy tidur sendirian, Daddy akan sedih kalau lele tak pulang. Maaf" chenle merasa bersalah, bugurunya menangis karena dirinya tak ingin lagi menginap dirumah bugurunya.

Chenle bukan tak mau, ia hanya merindukan ayahnya. Jadi ia ingin pulang dulu.

Jeno juga tak berniat seperti ini, namun ia juga merindukan chenle, belum lagi ibunya sakit karena tak melihat chenle.

"Hiks...." Renjun bahkan sudah seperti anak kecil, menangis sesenggukan karena chenle tak ingin bersamanya.

"Peluk buguru lele dulu, setelah itu bersama daddy" Jeno berbisik kepada anaknya, meminta chenle untuk memeluk renjun dulu. Chenle turun dari gendongan ayahnya kemudian berlari menuju renjun. Memeluk kaki itu.

Renjun berbalik melihat ternyata chenle yang memeluknya, mengangkat tubuh gempal anaknya, renjun tak mau berpisah dengan chenle. "Jangan tinggalkan ibu sayang, ibu tidak mau"

"Lele berjanji akan bersama buguru cantik lagi, jangan menangis. Nanti ibu jadi tidak manis lagi" telunjuk mungil itu kini menghapus air mata yang jatuh pada pipi renjun.

Renjun bisa melupakan rasa sedihnya jika ada chenle bersamanya, mendengar ucapan polos itu membuat renjun bahkan merasa terhibur. "Lele~~"

Chenle cekikikan saat melihat bugurunya tersipu, chenle senang melihat buguru cantik saat tersipu, pipinya akan merah seperti buah pir.

"Lele janji akan bermain bersama buguru lagi, Yaya...biarkan lele bersama Daddy dulu" chenle mencoba membujuk renjun agar mau melepaskannya.

Cukup lama renjun terdiam sampai akhirnya ia mengangguk pelan, "tapi lele harus berkunjung kerumah ibuguru lagi atau buguru tak akan mau menemui lele lagi"

Chenle tersenyum, ia dengan cepat mengecup pipi renjun, mengangguk mengiyakan permintaan renjun. Chenle berjanji akan sering berkunjung.

____

Suasana mobil itu hanya terisi oleh keheningan, setelah mereka melalui drama yang cukup rumit, kini yuta hanya diam menatap anaknya yang sibuk melamun.

Tangan besarnya menggenggam tangan mungil putranya, renjun mengalihkan tatapannya. "Baba siap membantumu untuk merebut putramu, tapi kau bahkan memilih untuk merawat bersama dengan Jeno, ada apa denganmu renjun, baba tak ingin kau merasakan luka itu untuk yang kedua kalinya. Baba tak akan bisa percaya begitu saja kepada Jeno"

Renjun diam tak bergeming, benar. Setelah renjun memberikan chenle kepada Jeno, ia memang mengatakan setuju untuk merawat bersama dalam artian setiap Minggu chenle akan berpindah untuk tinggal. Berselang seling.

"Baba mencintaimu, baba tak akan suka jika kau memilih untuk berdamai dengan luka itu. Renjun....jangan katakan jika kau mencintai jeno, baba tak akan menyetujuinya" yuta mulai takut jika anaknya memiliki perasaan itu kepada jeno, yuta tak akan bisa menerima itu. Bahkan bogeman yang ia berikan kepada jeno tidak akan pernah sebanding dengan luka yang anaknya terima.

Renjun hanya diam menatap ayahnya, jika boleh renjun jujur. Renjun sebenarnya masih pada perasaan itu. Renjun masih mencintai jeno. Seberapa besarpun renjun terluka dan kecewa perasaanya tak bisa ia lupakan. Ia mencintai Jeno, orang yang sama yang mengatakan bahwa dirinya hanya orang asing dalam hidup Jeno.

"Baba...." Hanya kata itu yang keluar dari mulut renjuna belum memeluk ayahnya dengan erat. Renjun takut jika ayahnya kecewa, tapi renjun juga tak bisa membohongi perasaanya.

Renjun masih mencintai orang yang sama, renjun mengakui jika dirinya bodoh namun ia juga tak bisa jika terus seperti ini. Renjun akan mencoba melupakan tapi juga tak bisa jika hari ini mereka bertemu dia lagi.

______

"Oma~~" chenle langsung turun dari gendongan ayahnya saya melihat Omanya ternyata sakit dan sampai dirawat oleh bibi ningning.

Taeyong yang tak asing akan suara itu kini melihat kearah pintu, disana ternyata cucunya sudah datang, ia mencoba bangun dan dibantu oleh ningning.

"Cucu oma~" Taeyong langsung membawa cucunya pada pelukannya saat chenle sudah ada dihadapannya. Taeyong mengecup kening cucunya saat ia dapat merasakan chenle kini ada didekapannya.

"Lele kemana, kenapa menghilang" Taeyong begitu mengkhawatirkan cucunya, satu Minggu menghilang itu bukan waktu yang sebentar, tentu saja ia merasa khawatir.

"Lele ada dirumah buguru cantik oma"

Mendengar penuturan cucnya, taeyong melihat kearah Jeno juga jaehyun yang hanya berdiri diam.

Mengangguk saat Taeyong bertanya apa yang chenle katakan benar.

"Kenapa tak mengatakan pada oma kalau lele menginap dirumah buguru" Taeyong tak akan sekawatir itu jika tahu kalau ternyata cucunya ada dirumah renjun.

"Buguru bilang, nanti oma marah. Jadi lele tidak jadi menghubungi Daddy kemarin, tapi oma...buguru cantik tadi sedih karena lele mau pulang bersama daddy....lele takut kalau buguru cantik tidak mau lagi bersama lele"

Kekhawatiran itu masih chenle rasakan, apalagi saat melihat renjun bahkan menangis karena ia memilih untuk pulang bersama ayahnya dulu.

"Itu tidak akan sayang, tidak apa-apa, besok kita akan berkunjung kerumah buguru yaa, lele bersama oma dulu saja, oma sedang sakit sekarang"

Chenle mengangguk, ia memeluk omanya dengan sayang. Ia merindukan keluarganya. Chenle Nayaman dirumah bugurunya tapi ia juga tak bisa meninggalkan keluarganya.

Taeyong besok akan berkunjung kerumah renjun, ia juga akan bertanya sedikit mengenai permasalahan saat itu mengapa renjun bahkan bisa terlibat dengan Jeno anaknya. Mendengar cerita anaknya tidak akan cukup membuat taeyong lega dan percaya ia butuh validasi dari renjun pula.

 Surrogate Mother // Noren//Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang