7 tahun yang lalu

2K 215 6
                                    

Keadaan masih terasa sunyi sejak jeno dan keluarganya menginjakan kaki pada kediamannya.

Chenle telah taeyong bawa menuju kamar cucunya untuk ditidurkan setelah sedari tadi mencoba untuk menimang chenle yang terus saja menangis menginginkan renjun.

Jaehyun masih disana, dimana dengan segala kerumitan yang menghampirinya, harusnya malam ini mereka bisa dengan suka cita menyambut undangan makan malam itu, namun yang terjadi sekarang justru diluar dari perkiraannya.

Jaehyun juga jeno mengalihkan tatapannya saat melihat kini taeyong datang dan duduk disisi sang anak, tangannya menggenggam tangan besar putranya, taeyong ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi antara jeno dan juga renjun, mengapa ia tak mengetahui apapun selama ini.

"Jeno...ibu tahu kau sudah dewasa, bahkan sekarang sudah menjadi seorang ayah...tapi mau sedewasa apapun kau saat ini, mengatasi masalah dalam hidup juga tak selamanya kita harus menyelesaikan sendiri, terkadang orang sekitar kita adalah jawaban dari masalah kita"

Taeyong sebenarnya juga merasa bersalah, karena tidak bisa memahami perasaan anaknya dan tak bisa membantu saat anaknya dalam kesulitan, sekarang apa yang harus ia lakukan saat itu sudah terjadi?.

Jaehyun masih sibuk dengan fikirannya sendiri, tentang bagaimana anaknya dan anak yuta memiliki hubungan yang bahkan mereka tak tahu apapun, juga ternyata istrinya adalah sahabat lama dari istri tuan yuta dan lagi ternyata guru dari cucunya adalah orang yang sama pula.

"Sekarang apa yang mau kau jelaskan jeno" jaehyun kini menyandarkan punggungnya pada sandaran sofa, ia merasa lelah namun ia butuh jawaban anaknya.

Jeno terdiam, ia tak tahu harus menjelaskannya bagaimana dan mulai dari mana. "Sebenarnya...renjun adalah sahabat karina"

Jaehyun mengerutkan keningnya, apa yang salah jika karina dan renjun berteman, mengapa renjun harus sampai bersikap seperti itu.

"Lalu?"

Jeno kembali terdiam, apakah sebaiknya ia memberi tahu segalanya?, tangannya mengepal kuat, bagaimana cara memulainya, "sebenarnya....hubungan kami cukup rumit ayah. Aku, karina dan juga renjun..."

"Sejak menikah dengan karina selama dua tahun kami tak bisa memiliki anak, itu bukan karena kami yang menunda, tapi karena karina tak bisa memilki...anak, ayah" Jeno memejamkan mata, bersiap akan menerima respon kedua orang tuanya.

"Jeno...." Taeyong tak bisa meneruskan perkataanya mengetahui itu semua, maksudnya apa, karina tak bisa memiliki anak?.

"Karina sakit ibu, sejak kami menikah hingga dua tahun terakhir sebelum kepergiannya, kanker rahim pada tubuhnya membuat karina tak bisa memilki anak"

"Kau menyembunyikan hal sebesar itu selama ini Jeno, bagaimana bisa!" Jaehyun kini sudah berdiri dari duduknya, menunjuk tepat pada anaknya yang masih menunduk.

"Ayah, kami tak ada pilihan lain, orang tua karina selalu mengharapkan cucu selama kami menikah, tapi mereka juga tak bisa melihat fakta bahwa karina juga sakit"

"Lalu apa hubungannya dengan renjun" jaehyun merasa pening, mengapa mereka baru mengetahui ini sekarang, menantu mereka ternyata sakit selama ini.

"Jeno....apa hubungan antara kalian dengan renjun"  Taeyong masih belum bisa memahami semua ini, jika karina sakit dan tak bisa memberikan keturunan, lalu chenle?, dan renjun?, bagaimana bisa renjun masuk dalam perkara ini.

"Renjun....adalah ibu pengganti chenle" Jeno memejamkan mata saat mengatakan itu didepan kedua orang tuanya.

"Jeno! Jangan berbicara omong kosong!, bagaimana mungkin renjun bisa menjadi ibu pengganti untuk chenle"

 Surrogate Mother // Noren//Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang