Tidak peduli sudah berapa lama dia terdiam di dalam sana. Gadis berwajah dingin itu sedang menikmati kesendiriannya.
Tanpa sadar matanya menatap sebuah bekas luka yang masih tercetak jelas di pahanya. Luka yang rasa sakitnya masih teringat jelas pada ingatan Joohyun.
Joohyun pernah mengalami pelecehan seksual oleh pria asing ketika masih kuliah. Padahal saat itu dia begitu sibuk dan setres karena sedang menyusun tugas akhir.
Namun, siapa sangka Joohyun akan mengalami peristiwa tragis seperti itu. Awalnya semua baik-baik saja. Malam itu dia sedang berjalan pulang sendiri, menikmati segelas kopi hangat. Dan tiba-tiba saja dirinya di tarik paksa menuju suatu gang yang sepi dan sempit.
Gadis itu berteriak meminta tolong, tapi apa gunanya? Tidak ada orang di sana, mereka sedang sibuk dengan dunianya masing-masing, tanpa ada yang tahu seseorang sedang menangisi nasibnya.
Bagian bawahnya sudah terekspos, jika saja Joohyun tidak berbuat nekat, yaitu memukul kepala pria itu menggunakan batu berukuran sedang, mungkin saja keperawanannya telah di renggut oleh cara yang keji.
Belum sempat melarikan diri, Joohyun harus rela ketika pahanya terkena sayatan benda tajam. Gadis itu berteriak keras, tidak peduli pria mabuk yang mulai terkapar itu dengan bagian kepala yang mengeluarkan darah.
Joohyun dengan keadaan yang sungguh kacau menyeret tubuhnya ke ujung gang, untuk meminta bantuan. Saat itu, dia tidak peduli dengan pandangan berbagai macam ragam itu, dia hanya ingin menyelamatkan dirinya.
Beberapa orang yang berkerumun itu mulai membantu Joohyun. Bahkan keluarganya yang di Korea langsung mendapatkan kabar dari rumah sakit yang menanganinya.
Keluarga Kim itu begitu terpukul mendengar hal tersebut. Tanpa berpikir panjang mereka pergi menyusul Joohyun tanpa membawa sang anak bungsu yang sedang di sibukkan oleh ujian kelulusan sekolah dasar.
Bergantian, keluarga Kim itu berusaha membujuk Joohyun untuk kembali pulang ke tanah kelahirannya, tetapi gadis itu menolak. Dia akan pulang setelah menyelesaikan kuliahnya dan membesarkan namanya di sana.
Joohyun yang sempat mengalami trauma itu melakukan terapi ke psikolog untuk memulihkan jiwanya yang terguncang. Dia benar-benar ingin sembuh.
Di saat dia berjuang keras melawan traumanya itu dia harus mengejar tugas akhirnya yang sempat terbengkalai. Setelahnya, Joohyun pun lulus dengan nilai memuaskan. Usahanya tidak terbuang sia-sia, dia begitu bersyukur.
Namun, sejak kehadiran seseorang yang berhasil membuat rasa sakit itu tersamarkan, Joohyun merasa cukup bersyukur.
0rang itu mau mengulurkan tangan padanya, menariknya dari kejadian kelam itu tanpa memandang kekurangan pada dirinya.
Joohyun memberanikan diri untuk melangkah. Semakin mereka mengenal lebih jauh, perasaan aman dan nyamanlah yang hadir. Perasaan yang sungguh jauh berbeda dari rasa sakit itu.
Kini orang itu sudah menjadi kekasihnya, bagian dari hatinya. Lelaki itu berhasil mengisi tempat yang telah lama kosong di hatinya, dengan berbagai warna yang indah.
Kedua orang tuanya sudah tahu, bahkan sudah merestui hubungan mereka jika ingin di bawa ke jenjang yang lebih serius. Yongwoo tidak mungkin menyerahkan putrinya pada orang yang salah, dia percaya pada lelaki yang bertanggung jawab itu.
Tetapi Joohyun belum berani memberi tahu saudranya yang lain. Dia malu dan belum siap menerima ledekan dari adik-adiknya itu.
Namun siapa sangka, jika Sooyoung dan Seulgi akan mendengarnya yang sedang bertukar kabar dengan sang kekasih? Saat itulah rahasianya terbongkar begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Complete
Fanfiction"Ya, kau tidak punya mata? Lihat, buku ku jadi kotor!" Sosok yang sedang membersihkan seragamnya tersentak kaget mendengar pekikan tersebut. Matanya berkedip tidak percaya. Heol, jelas-jelas dia yang korban disini. Mengapa jadi dia yang di salahkan...