Tidak terasa waktu berlalu begitu cepat. Semua rasa bahagia, sedih, seolah sudah di hadapi oleh persaudaraan Kim tersebut.
Kini, Yeri sudah menginjak kelas akhir di masa sekolah menengah atasnya. Hanya tinggal hitungan bulan, dia akan memasuki dunia perkuliahan.
Wendy sudah resmi mendapatkan gelar dokternya dan menjalin hubungan dengan dokter Park itu ketika pengumuman hari kelulusannya.
Seulgi? Dia masih bekerja sebagai Wakil CEO di perusahaan lelaki bermarga Oh tersebut. Gadis itu menolak halus ketika sang ayah menawarkan untuk memimpin sebuah perusahaan. Seulgi hanya belum mau.
Lalu untuk gadis jangkung Kim itu, dia sudah memasuki semester tujuh. Dan semenjak pertemuan tidak sengaja dengan ketua kelas tersebut, dia seperti di teror. Tidak buruk, namun cukup membuat Sooyoung merasa aneh.
Bagaimana tidak? Lelaki dingin itu sebulan dua sekali pasti mengajaknya untuk bertemu atau mengechat hal random, bahkan setiap dia memposting sesuatu pasti meninggalkan komentar.
Kim Joohyun. Siapa sangka jika gadis dingin itu sudah melepas masa lajangnya. Dia sudah resmi menjadi seorang istri dari Kim Junmyeon.
Resepsi dan pesta pernikahan yang di selenggarakan begitu megah dan mewah. Bahkan ke empat gadis Kim lainnya tampak begitu heboh dan bersemangat ketika Joohyun meminta pendapat untuk acara tersebut.
Ketika hari indah, tepat saat Joohyun mengucapkan janji suci, Yeri sampai menangis keras, menitikkan air mata bahagia dan terharu. Bahkan sesekali Joohyun yang ada di atas saja melirik ke arah adik bungsunya karena merasa khawatir.
Yang seharusnya yang menjadi pusat perhatian adalah sang pengantin, namun yang terjadi malah terpecah dua karena ulah Yeri tersebut.
Tangisan dari wajah menggemaskan itu mengundang orang-orang menitikkan air mata juga, bahkan ada yang tertawa merasa lucu dengan ekpresi Yeri.
Perjalanan mereka baru berjalan selama seminggu ini. Rencananya, minggu depan, pasangan muda itu akan berbulan madu ke Hawai.
Sejak hari itu, ada sebuah kejadian yang membuat adik-adik dari Joohyun keheranan. Dan yang mendapatkan imbas paling terbesar adalah adik paling kecil mereka.
Seperti saat ini saja contohnya. Seulgi, Wendy sedang di kamar Sooyoung. Mereka yang sedang berbincang harus di kejutkan dengan dobrakan pintu.
"Huwa~ Unnie! Tolong aku!" Yeri yang biasanya selalu mengetuk pintu jika memasuki kamar itu malah menjadi sebaliknya. Adik mereka datang dengan wajah yang begitu panik dan ketakutan.
Yerim langsung melompat ke atas kasur, bersembunyi di balik tubuh kakak jangkungnya itu.
"Ya! Kenapa, eoh?" Sooyoung menoleh ke belakang, menatap cemas Yeri yang bersembunyi di balik punggungnya.
"I-itu... Dia, dia kambuh lagi! Huwa~" Adu Yeri, menggoyang-goyangkan lengan sang kakak.
Wendy menepuk dahi seraya menggeleng pasrah. Sedangkan Seulgi mendengus keras, mengalihkan pandangan tajamnya ke arah pintu yang terbuka, menunggu sosok yang pasti akan muncul.
Sooyoung menghadapkan tubuhnya ke arah Yeri, membuatnya membelakangi pintu. "Dia menyeret mu lagi?"
Wajah Yeri berubah memelas, matanya sudah berkaca-kaca. "A-ani, dia baru memaksa ku saja. Karena takut di tarik, makanya aku langsung lari ke kamar Seulgi Unnie dan Wendy Unnie, t-tapi kosong,"
Sebelum melanjutkan kalimatnya, Yeri melirik sekilas ke arah pintu, bersiap-siap, takut jika sosok itu muncul. "A-aku sempat takut jika kalian tidak ada. Untung saja kalian ada di kamar ini." Lanjut Yeri menatap Sooyoung dengan cemberut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Complete
Fanfiction"Ya, kau tidak punya mata? Lihat, buku ku jadi kotor!" Sosok yang sedang membersihkan seragamnya tersentak kaget mendengar pekikan tersebut. Matanya berkedip tidak percaya. Heol, jelas-jelas dia yang korban disini. Mengapa jadi dia yang di salahkan...