0,29

646 69 6
                                    

Eugene dan Yongwoo tampak saling bertatapan satu sama lain. Serempak mereka kembali memperhatikan suasana yang terasa aneh dari para putrinya di meja makan tersebut.

"Tidak boleh dekat-dekat!"

Tiba-tiba saja Yeri berseru membuat keluarganya yang lain terkejut. Sedangkan yang menjadi tersangka kembali menggeserkan kursinya ke tempat semula.

"U-unnie hanya ingin merapihkan pakaian, Yeri-ya." Wendy mengelak seperti maling yang tertangkap basah.

Padahal yang sebenarnya dia ingin mendekati adiknya untuk meminta maaf. Namun sepertinya Yeri masih begitu kesal dengan perbuatan mereka semalam.

"Terserah. Kalian tidak boleh dekat dengan ku!" Ketus Yeri sambil mengusap wajahnya kasar. Lalu kembali menyantap makanannya dengan kesal.

Wajah anak bungsu Kim itu tampak tidak bersahabat sejak memasuki ruang makan. Mulutnya manyun, dan pipinya mengembung.

Sooyoung yang sedari tadi sudah begitu gemas kepada adik bungsu itu hanya bisa melampiaskannya dengan menegak air putihnya sampai menghabiskan beberapa gelas.

Bahkan dia sempat menampar wajahnya, berusaha menyadarkan dirinya agar tidak berlari ke arah Yeri dan membuat semuanya semakin kacau.

Sooyoung, tidak boleh. Tahan, tahan. Kau akan membuat anak kecil itu marah dan semakin menggemaskan. Tidak boleh!

Tentu dia mengingat jelas tentang kejadian tadi malam. Yeri berhasil menuruni kasur itu, berlarian mengelilingi kamar untuk menghindari keempat kakaknya yang tampak menggila.

Karena tidak berhasil keluar kamar, Yeri mengurung diri di kamar mandi milik Wendy, bahkan gadis itu sampai tertidur tanpa tahu jika para kakaknya khawatir setengah mati menunggunya keluar.

Yeri berhasil di keluarkan karena Seulgi yang sudah begitu khawatir membuka kunci kamar mandi tersebut. Tanpa berpikir apapun, mereka segera menggendong Yeri keluar, membaringkannya di atas tempat tidur.

Malam itu, untuk pertama kalinya mereka tidur bersama. Dengan posisi Yeri di tengah, Wendy dan Sooyoung di sebelah kiri sedangkan Joohyun dan Seulgi sebelah kanan.

Wendy dan Joohyun yang dekat dengan Yeri tentu saja tidak mau melewatkan kesempatan. Mereka bergantian menciumi wajah menggemaskan sang adik terlelap itu dengan penuh kasih sayang, takut mengusik Yeri yang sedang bermimpi.

Seulgi dan Sooyoung yang tidak terima itu protes untuk bergantian ingin melakukan hal yang sama. Malam itu Yeri sungguhan di manjakan oleh keempat kakaknya sekaligus.

Pagi harinya, Yeri yang bangun paling awal itu merasa sesak bukan main, tubuhnya terasa begitu di himpit. Tanpa memperdulikan jika para kakaknya akan terusik dari tidurnya, Yeri melepaskan dengan kasar berbagai tangan yang memeluknya itu. Lalu melesat pergi keluar untuk membersihkan diri.

Yeri sungguhan merasa begitu kesal dan kecewa dengan keempat kakaknya itu. Dia menghindari mereka dengan wajah cemberutnya, juga berbicara ketus ketika keempat kakaknya berusaha untuk mengobrol dengannya.

"Hei, ada apa?" Mendengar suara sang ibu yang mengalun lembut Yeri menolehkan kepala, membalas tatapan Eugene dengan sendu.

"A-aniya, Eomma." Gadis yang berpakaian santai itu menunduk, merasa bersalah karena sudah bertindak tidak sopan di hadapan kedua orang tuanya, di meja makan pula.

Hari ini memang hanya Yeri saja yang libur. Sedangkan gadis lainnya memiliki kegiatan masing-masing yang sudah di jadwalkan.

"Mian." Tanpa di minta setitik air matanya terjatuh begitu saja, namun Yeri segera menghapusnya.

CompleteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang