Satu jam berlalu, kini Yeri sudah wangi dan bersih memakai piyama bermotif banana. Kalau bukan karena ancaman sang kakak galak, Yeri tidak akan mau memakainya.
Selesai mandi, Yeri pergi begitu saja meninggalkan kamar pengantin baru itu, menuju kamar tamu yang memang telah di siapkan untuknya.
Lihat, tanpa rasa tanpa rasa bersalah, Joohyun malah datang menghampirinya. Menampilkan senyuman lebar sambil membuka tangan.
"Mwo?" Yeri tentu merasa bingung melihat itu.
"Berpelukan~" Ujar Joohyun lembut, lengkap dengan manjanya.
Yeri menggeleng pasrah ketika Joohyun mulai memeluknya, lalu mengecupi pipi berisinya. "Y-ya, Unnie~" Rengek Yeri ketika ulah Joohyun membuat dirinya sampai terduduk di kasur.
"Boleh tidak jika Unnie gemas pada mu, seperti Sooyoung?" Tiba-tiba saja Joohyun melontarkan pertanyaan di luar nalar.
Sontak saja, mata Yeri mendelik pada sang kakak yang duduk sambil memeluknya dari samping itu. "Aku akan benar-benar menjauhi mu dan tidak akan mau berdekatan dengan mu lagi."
Tidak terbayangkan oleh Yeri jika Joohyun yang mendapatkan gelar vampir, macan, dan galak itu akan gemas padanya seperti apa yang Sooyoung lakukan. Dia akan trauma dan tentunya pingsan.
Seketika bibir Joohyun manyun. Menaruh pipi kirinya di bahu sang adik sambil mengeratkan lingkaran lengannya yang bertengger di leher Yeri.
"Mau sampai kapan berpelukannya?" Tanya Yeri setelah beberapa saat berlalu. Dia ingin merebahkan diri.
"Sampai Unnie puas," Joohyun hanya ingin bermanja dengan sang adik bungsu. "Jika kau sudah berkuliah, Unnie akan sulit seperti ini pada mu."
Mendengar itu, Yeri mengulas senyum, bergerak mengusap pelan lengan sang kakak. Sepertinya Joohyun mulai menerima keinginannya.
"Nanti, Unnie akan fokus menjadi seorang ibu. Jadi tidak akan terfikir melakukan hal seperti ini pada ku."
Mendengar perkataan itu, Joohyun memukul kesal punggung sang adik. "Aniya! Unnie akan selalu merindukan mu." Setelah itu, Joohyun tampak mengigit gemas bahu Yeri.
Gadis itu meringis. "Tapi tetap saja. Kau akan--"
Joohyun menutup mulut itu menggunakan telapak tangan sambil melayangkan tatapan tajam tepat di hadapan wajah sang adik.
"Terus saja, terus!"
Mendengar tawa renyah yang terendam, Joohyun melepaskan bekapannya lalu mendengus sebal. Memilih untuk kembali memeluk manja tubuh Yeri.
Tiba-tiba saja, pintu kamar terbuka membuat Joohyun yang kebetulan menghadap ke arah sana melihat kemunculan para adiknya yang lain.
"Sepertinya ada yang sudah berbaikan." Sindir Wendy yang mengulas senyum miring melihat kedua saudarinya sedang berpelukan.
"Ternyata bayi vampir benar-benar muncul."
Melihat tingkah Wendy saja, sudah membuat Joohyun kesal. Lalu ini? Di tambah perkataan Seulgi, berhasil menambah rasa kesalnya.
Sedangkan Yeri langsung melepaskan pelukan, menoleh kepada para kakaknya yang lain. "Aku kira kalian tidak jadi datang."
Sooyoung mengulas senyum, mengusap lembut rambut panjang sang adik. "Datang, sayang-- akh!"
Ketiga saudara Kim yang lain tampak terkejut melihat Joohyun yang tiba-tiba saja mengigit tangan Sooyoung.
"Unnie, waeyo?!" Padahal yang mengejek adalah Seulgi dan Wendy, mengapa dirinya yang terkena imbas?
KAMU SEDANG MEMBACA
Complete
Fanfiction"Ya, kau tidak punya mata? Lihat, buku ku jadi kotor!" Sosok yang sedang membersihkan seragamnya tersentak kaget mendengar pekikan tersebut. Matanya berkedip tidak percaya. Heol, jelas-jelas dia yang korban disini. Mengapa jadi dia yang di salahkan...