06

1.1K 119 11
                                    


Marsha menatap sinis kearah Freya."Main nyosor aja lu minimal kasih aba-aba lah"Ucapan Marsha membuat Freya terkejut bukan main.

Dirinya kira Marsha akan marah dan seketika menjauhi dirinya. Namun, ternyata salah Marsha malah mengatakan ucapan yang sangat tidak dapat diprediksi.

"Lagian gue gak mau jadi salah satu cewe cewe lu itu"Sambung Marsha, sebelum ia membuka pintu namun dihalangi oleh Freya.

"Tapi sekarang udah"

Marsha melepas paksa tangan Freya yang menggengam tanganya erat, kemudian beranjak keluar dari mobil Freya.

Kepala ia keluarkan dari kaca mobil sambil berteriak kecil.

"Makasih sayang udah dianterin."Ucap Freya sedikit berteriak.

Yang dipanggil menoleh kearah Freya dan tak menghilangakan tatapan sinisnya.

"Maksih njing udah dianterin"

Setelah berucap demikian, Marsha memasuki gerbang rumahnya. Sudah tidak terlihat lagi sosok Marsha dihadapan Freya.

Ia memasukan kembali kepalanya sambil terkekeh kecil. Freya mulai melajukan kendaraan yang ia tumpangi menuju kediamanya.

Drittzzz dritt~

Belum sampai keluar dari area komplek rumah Marsha, handphone miliknya berbunyi menandakan ada telpon yang datang. Freya meraih ponsel yang berbunyi itu tertera nama salah satu temanya.

"..."

"hm"

"..."

"Enggak Kek ... astaga, Freya masih punya capek kali"

"..."

"Iyaa kalo masih telpon kapan sampenya, Freya tutup ya bye~"

Tut

Yaa siapa lagi kalau bukan Sean Kakek Freya yang sangat posesif itu yang menelepon dirinya. Dengan cepat Freya mengendarai mobil ia tidak ingin dituduh balapan lagi.

Selesailah Marsha yang baru saja menyelesaikan ritualnya di kamar mandi, ia duduk di tepi kasur sambil mengutak atin ponselnya.

||New message
Azz

Azz

|Udah dapet?

Kenapa tanya gitu?|

|Gue salalu perhatiin lu
|jadi jangan mengulur waktu

Lu tadi udah janji|
kalo gak bakal nuntut biar dipercepat|

|Itu tadi, kalo sekarang gue minta
|percepat!

Brengsek lu Zee|

|Itu persetujuan.

Marsha melempar ponselnya sembarang, ia ambrukan badanya menatap langit-langit kamarnya yang membuat tenang untuk beberapa saat

"Apa bener aku bisa?"Gumamnya.

Ia membenarkan posisi tidurnya menarik selimut yang hangat kemudian memejamkan mata, berharap esok pagi akan jauh lebih baik.

:

:

:

Between Us [FreSha]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang