:
:
:
Radela Arvendra.
"Maaf kami tidak bisa membawa kalian"
. . .
"Kalian tahu situasi orang tua, gak sih!?!"
. . .
"Kalian pilih kami bawa kalian kepanti, atau kerumah nenek?"
. . .
"maaf kalian siapa ya?"
. . .
Setelah empat kata terakhir yang keluar dari mulutnya, Adel. Kembali menundukan kepalanya yang terasa berat jika harus mengulang setiap kenangan hampa yang pernah ia lalui.
"Setelah mendengar cerita kamu, sejak kapan hal itu datang"Tanya sang dokter.
"Sejak orang tua saya bercerai, bahkan saya kira jika saya sudah menjadi atlit seperti ini mereka akan sadar akan keberadaan saya dan adik saya tapi ... nyatanya tidak. Mereka sibuk dengan keluarga mereka masing-masing"Ujar Adel, dan menjawab yang tidak diinginkan oleh dokter tersebut.
Adel menghela napas, "Bahkan ... ketika nenek meninggal pun mereka tidak datang, padahan nenek juga kedua orang tua mereka"Sambung Adel.
"Tapi salah juga kalo kamu melampiaskan semua dengan minum dengan keterangan untuk menghangatkan tubuh. Radela,"Sarkas sang dokter. Dengan kepala yang tertunduk Adel makin mengeraskan gengaman tangannya dicelananya.
"Tolong dok ... Adel,"
"Oh, baikalah."
Sang dokter meraih secarik kertas dan satu pena, terlihat dirinya menulis beberapa kata dikertas yang sebelumnya putih bersih itu.
"Usahakan mencari teman sebanyak mungkin, kamu bisa mendaftar disalah satu universitas. Kalau bisa carilah pasangan."Tukas sang dokter, meski netranya masih tertuju pada tulisannya.
Adel meringis, "Dokter yang bener aja"Kekehan kecil terdengar, sehingga membuat suasana tidak terlalu tegang seperti tadi.
"Loh saya nggak bercanda! Banyak pasien saya yang memiliki gejala seperti kamu, mereka balik ke saya sudah membawa pasangan dan kata mereka trauma itu tidak datak kembali. Intinya kamu itu kurang kasih sayang"Jelas dokter itu, lalu menyodorkan kertas tadi ke Adel.
"Pasangan"Gumam Adel pelan.
• • •
"ADEL!?"
Adel memutar bola matanya, ketika melihat ketiga gadis memekikkan namanya.
Ashel mendekati Marsha, "Lu kok gak kaget, Sha?"Bisik Ashel.
"Aku udah ketemu sama Freya disupermarket kemaren"Balas Marsha, Ashel mengangguk dan kembali keposisinya.
Ashel mengulurkan tangannya kearah Adel, Adel menaikan alisnya, "Apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Us [FreSha]
RandomJKT48 X FRESHA "lu anggep gue apa sha?" "sahabat. Lu berharap apa sama hubungan kita?" "setelah apa yang kita lakuin lu masi anggep gue sahabat lu doang" "..............." "egois lu sha. . ." Sepasang sahabat yang dimana, baru mengetahui sisi lain...