07

1.1K 123 1
                                    

Taruhan dan kematian

:

:

:

"Gue targetin Freya"Ucap Marsha

Ketiga teman Marsha membelalakna matanya, Marsha juga mengerutkan dahinya. Mengapa respon sahabatnya seperti ini?

"Gue tau lo mau nargetin Freya, tapi apa iya secepet itu"Tanggapan Kathrina ini membuat Marsha merasa diremehkan.

Marsha mengehembuskan napas pelan,
"Awalnya gue juga kaget sama respon Freya ke gue, kalian tau kan pas sebelum ada taruhan ini dia cuek banget anjir"

Indah meminum sisa es jeruk yang ada di gelasnya, ia minum perlahan sampai tandas.

"Berarti lu gak usah buang-buang waktu lagi buat baperin Freya, Sha"Sahut Indah.

Ashel yang sedari tadi menyimak, jujur belum mengerti konsekuensi dari tahuruhan yang Zee dan Marsha lakukan ini apa.

Ashel akhirnya membuka suara."Tapi apa konsekoensinya kalo lu gak ngikutin taruhan yang Zee kasih?"

Marsha mendengar itu pun seketika berpikir keras, benar yang dikatan Ashel ini. Marsha menggeleng lemas jawaban yang masih mengelilingi benaknya akhir-akhir ini.

"Ini semua gara-gara taruhan sial itu"Gumamnya.

• • •

Empat sekawan yang keluar dari cafe tersebut dengan ekspresi di muka masing-masing yang berbeda, siapa lagi kalau bukan Freya and the geng.

Bisa dibilang sampai saat ini Freya masih menyesal karena mengikuti ajakan teman-temanya kali ini, ajakan yang menurutnya aneh.

Bagaimana tidak?, dirinya diajak teman-temanya untuk menemani Ara kencan dengan salah satu kekeasihnya. Perlu kalian garis bawahi, Salah Satu!.

Kini keempatnya sudah duduk di jok motor mereka masing-masing, tak ada topik lagi untuk mereka bicarakan hari ini. Ini sudah cukup larut malam keempatnya harus pulang.

Vroomm vrooom

Deruman kendaraan roda dua, tersebut berjalan menyusuri jalanan ibu kota dengan kecepatan sedang. berlawanan arah mereka laju.

Didalam helm full face nya. Freya sedikit mengidik, ntah mengapa diperjalan ini firasat tidak enak menyerbu-nya malam ini.

Tidak ambil pusing Freya melajukan kecepatan kendaraanya bergegas pulang.

Singkat cerita. Freya yang sudah sampai rumah, disambut oleh Kakeknya yang berada di samping pintu kamarnya

Freya menghela napas panjang, apakah dirinya harus berlawanan dengan orang tua ini lagi?.

"Inget pulang juga kamu, habis dari mana?"Tanya Sean dengan tatapan tajam.

Freya mengidik ngeri melihat tatapan sang Kakek untuk dirinya.

"Ma-main sama temen doang kok"Ucap Freya jujur.

Sebelum kembali Sean membuka mulutnya, Freya dengan cepat berlari melewati sang Kakek masuk menuju kamar.

Sean mengedus kesal melihat tingkah cucu satu-satunya itu yang tak pernah berubah sejak kecil.

Kembali ke keempat gadis yang kini pandanganya tengah fokus kepada layar besar didepan mereka.

Between Us [FreSha]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang