16

843 129 1
                                    

:

:

:

Pertemuan kedua.

Netranya Freya mengalih kebelang kala melihat satu amplop yang sebelumnya belu ada sudah tersimpan didepan mejanya, tanganya meraih benda itu dan membukanya, membaca setiap carik kata yang tertera disana.

"Surat panggilan"Gumamnya, Marsha berdehem, sang empu mengalihkan pandangan kearah Marsha yang sudah duduk dihadapannya.

"Tahu?"Ringis Freya, kertanya  ia remas dan ia kantongkan, menatap lamat Marsha yang sedang menguyah itu. Terlihat lucu, namun tidak dengan pandanganya.

Marsha berdesis, "setidaknya kamu cerita, Fre."Tandas Marsha, Freya menggururti dirnya sendiri kalau sudah seperti ini. "Aku gak tahu dampaknya bisa sebesar ini" Desis  Freya.

"Huftt. . .Ini mungkin privasi kamu, tapi aku mau denger yang sebenarnya, dari mulutmu."Tukas Marsha memelankan nada bicaranya.

Tok .. tok .. tok ..

"Silahkan"

Dengan tangan yang sudah mengeluarkan keringat, kaki gemetar, Freya memberanikan dirir untuk memasuki ruangan itu meski juga ditemani sangan sodara. Namun, rasanya tetap mencek

Sebuah tangan mengusap bahunya lembut, Freya menoleh. Faren tersenyum manis kearahnya seakan memberi semangat.

"Duduk, saya tidak punya banyak waktu,"Tegas dosen yang memiliki ruangan itu.

Bobby

Keduanya mulai mendekati meja Bobby. Selaku dosen pembimbing, duduk dengan kepala yang menunduk menunggu apa yang akan dilakukan Bobby selanjutnya, setelah lama menunggu akhirnya ia mengarahkan ponselnya kearah keduanya dan didalamnya menunjukan sebuah gambar yang memang isinya kontraks.

"Saya butuh penjelasan, Freyana. Kalo kamu sadar akan perbuatanmu ini salah, tapi jika tidak katakan yang sebenarnya."Pinta Bobby Freya menghembuskan napas, mengangkat kepalanya melihat foto yang tidak senonoh tersebut. Meringis ia telah meneriman semua aksi Flora, gadis gila itu.

"Saya jujur memang difoto itu benar saya, tapi saya memang awalnya hanya ingin berbicara denganya, tapi hal yang tidak terjadi terduga ... "Jelas Freya, kembali menarik napasnya dalam-dalam. Mncerna setiap kata yang baru saja keluar dan kata yang ingin ia keluarkan kembali.

Faren nerasa iba, ia juga mulai mengidentifikasi foto tersebut, memang. Freya disana tidak berkutik dan tidak membalas semua perlakuan yang gadis itu lakukan.

"Dia? siapa dia?"Tanya Bobby, semakin membuat Freya gugup.

"Kating saya, Flora. Pak,"

Bobby berdecak, mengambil kembali ponselnya tadi. "Silahkan keluar, besok akan diakan lagi pertemuan dan kamu harus hadir"Pinta Bobby, sambil jari telunjuknya menunjuk Freya. Freya mengangguk dan mulai bangkit dari posisinya semula, diikuti Faren.

"Kami permisi, pak."Ujarnya bersama sebelum keluar daru ruangan tersebut setelah diizinkan oleh Bobby.

Pintu tertutup setelah keduanya keluar dari tempat itu, beriringan berjalan melewati setiap lorong dengan hening, Sampai dimana langkah Freya terhenti membuat Faren otomatis ikut memberhentikan langkahnya.

Between Us [FreSha]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang