19

693 99 3
                                    

:

:

:

Tindakan?

Kelopak mata-ku mulai terbuka, kala sebuah cahaya menembus tirai kamar-ku. Lama kelamaan aku mulai sadar dan terbangun dari tidur malamku. Sebuah tangan yang memeluk pinggang-ku, ah, itu sudah menjadi kebiasaan yang tidak harus diherankan sekarang.

Akhirnya, tubuhku berhasil keluar dari pelukkannya, dan aku segera bersiap untuk melakukan ritual pagiku. Dan aku membiarkan sahabatku untuk beristirahat terlebih dahulu.

15-menit diriku habiskan dibilik kamar mandi, diriku keluar dari sana dengan handuk yang terbalut dirambut-ku, dan netra-ku dapat melihat sahabatku sudah terbangun dan sedang bersandar di headbord, namun dengan mata yang masih terpejam.

Itu lucu.

"Kalo masih ngantuk, kenapa gak tidur dulu?" Sepertinya, suaraku membuat nyawanya seketika terkumpul. "Udah nggak ngantuk, sha."

Kekehan pelan aku keluarkan, setelah itu, aku melanjutkan kembali ritual pagiku, seperti mengaplikasikan segala skincare ke wajahku.

Terlihat dari pantulan cermin, Freya yang sepertinya sedang memainkan game online, dipagi-pagi seperti ini.

"Pagi-pagi udah main game," lontar-ku, Freya hanya terkekeh dan kembali melanjutkan kembali kegiatannya sebelumnya.

Aku memutar bola mataku, "Mandi dulu, Frey."

"Bentar sha, nanggung."

"Fre...," Decak-ku.

Freya melempar handphone yang semula berada digengamannya, dan mulai melenggang menuju kamar mandi, dasar anak itu.

Singkat cerita, setelah Freya keluar dari sana, aku menawarkan diri untuk menolongnya mengeringkan rambutnya. Dengan senang hati sahabatku itu menerimanya.

Sekarang, Freya sedang duduk dibawah dan aku duduk bibir ranjang, untuk mengusap rambutnya halus menggunakan handuk.

"Masih ada yang sakit kah?" Tanyaku, tidak tanpa alasan aku bertanya seperti itu. Apa kalian sudah lupa jika kemarin Freya mengalami sebuah musibah.

Aku bisa melihat dari gerakaran kelapa Freya yang menunjukkan gelengan, itu berarti, dia sudah tidak merasakan rasa sakit.

setelah selesai dengan kegiatan pagi kami, sebelum turun untuk sarapan, Freya sepetinya mendapat sebuah panggilan telepon dari seorang yang penting, tidak menjadi masalah untukku jika harus menunggunya terlebih dahulu.

"Sha, nanti makan siang ikut aku kerumah orang tua aku, mau?" Suara Freya memecahkan keheninganku, aku segera menoleh kearah sumber suara. "Ketemu bunda Chika?"

Freya mengangguk.

"Boleh, boleh."

•••

Marsha tampak menopang dagunya didepan kitchen set-nya. Melihat apa saja yang bisa dimasak pagi ini.

"Masak nasi goreng kali ya?"

"Boleh, tuh," sahut Freya dari belakang, Marsha tersenyum simpul. Tanganya mulai bergerak untuk berkutat dengan semua alat dapur dipagi hari.

Sudah hampir 30-menit Freya menyelesaikan misi yang berada di game-nya, Freya yang merasa bosan pun mulai melenggang menuju dapur untuk menemui Marsha. Ia berjalan kearah dapur dan terlihatla disana Marsha yang sedang begitu sibuk menggoreng sesuatu diatas wajan.

Between Us [FreSha]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang