9. Mengakui (21+)

143K 699 16
                                    


Ziel terbangun setelah kejadian malam yang menimpa dirinya. Dia berusaha membuka matanya dan dia sekarang bukan di kamarnya. Terlihat itu adalah kamar Alzeno.

Tetapi tidak ada tanda tanda Alzeno disana. Ziel ingin pergi dari kamar Alzeno tetapi semua badannya terasa sakit.

Bibirnya bengkak, payudara bengkak dan Ziel rasa itu tambah besar dengan nipple sedikit lecet dan vagina Ziel yang dibiarkan basah dan itu sakit.

"hiks...kenapa semua badan iel sakit?" Ucap Ziel menangis.

Melihat tubuhnya hanya ditutupi dengan selimut. Akhirnya dia berdiam sebentar disana karena jujur saja menggerakkan badan Ziel sangat sakit.

Tak lama kemudian Alzeno masuk ke dalam kamar dengan membawa sebuah dot berisikan susu rasa stowberry. Alzeno menghampiri Ziel yang sedang menangis dengan menutupi badannya menggunakan selimut tebal.

"Kenapa nangis?" Tanya Alzeno lalu duduk di pinggir kasur.

"E-enggak" Sahut Ziel.

"Maafin Al kemarin ya. Ini susunya iel minum dulu" Ucap Alzeno menyodorkan dot milik Ziel.

Ziel menggeleng menolak susu itu. Entah kenapa rasanya sangat takut dengan Alzeno untuk hari ini.

"Kenapa iel? Nanti keburu dingin susunya" Ucap Alzeno.

"Hiks...s-sakitt" Ucap Ziel lirih menahan tangis.

"Iel, maafin Al ya? Maaf kemarin Al khilaf" Alzeno berusaha membujuk Ziel.

"Al jahat, Al tega ke iel" Jawab Ziel.

"Sayang, maafin Al ya? Al beliin icecream ya?" Alzeno tetap membujuk.

"Gamau. iel mau pergi dari sini" Jawab Ziel.

"Naziela Cyra Valerio"

"KENAPA? AL TEGA BIKIN IEL SAKIT. IEL BISA JELASIN PELAN PELAN GA HARUS DI GINIIN" Nada tinggi keluar dari mulut Ziel. Hatinya terasa sakit mengetahui apa yang telah dilakukan oleh Alzeno.

"IEL MAU PERGI DARI RUMAH INI. IEL GAMAU TINGGAL SAMA AL LAGI. SAKIT BADAN IEL GARA-GARA AL" Ziel masih saja menggunakan nada tinggi.

Alzeno terdiam, dia mengakui salah melakukan hal ini kepada Ziel. Tidak seharusnya dia dihukum dengan hal yang membuatnya sakit. Tetapi Alzeno tidak bisa jika dia tidak melampiaskan semuanya.

Ziel berusaha turun dari kasur lalu memungut baju yang berserakan di lantai kamar Alzeno. Berusaha berjalan pelan meninggalkan Alzeno yang masih membeku karena kata-kata Ziel.

Rasanya sakit, Ziel berjalan berusaha menutupi badan mungilnya lalu berjalan menuju pintu kamar Alzeno untuk pergi dari sana.

Brugh...

Tetapi belum sampai sana pun Ziel terjatuh karena tubuhnya yang lemah tidak memiliki cukup tenaga. Alzeno langsung menghampiri Ziel yang terjatuh.

"NAZIELA" Teriak Alzeno panik.

Alzeno meraih tubuh kecil Ziel untuk menggendong kembali ke kasur untuk beristirahat saja. Tetapi Ziel memberontak agar tidak di sentuh oleh Alzeno.

"Hiks...Jangan sentuh badan Iel lagi" Ziel terisak, dia menangis sejadi-jadinya.

"Iel, dengerin Al dulu sayang" Ucap Alzeno.

"Hiks...Iel mau pergi, badan iel sakit, Al" Jawab Ziel sambil menangis.

Alzeno meraih tubuh mungil Ziel untuk masuk ke dalam pelukannya. Alzeno berusaha menenangkan Ziel yang menangis karena ulahnya.

"Maafin Al. Al nggak bakal kelewatan kayak gini lagi" Ucap Alzeno sambil memeluk Ziel.

Obsession with Your BodyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang