Bricia 34🔮

20.9K 1.8K 61
                                    

H̤̮a̤̮p̤̮p̤̮y̤̮ R̤̮e̤̮a̤̮d̤̮i̤̮n̤̮g̤̮!̤̮

●○●○●○●○













Malam ini kediaman keluarga Andrie begitu megah berhiaskan lampu-lampu hias yang menerangi seluruh sudut Mansion hingga tak ada ruang gelap sedikitpun.

Kedatangan sebuah mobil Tesla dengan model S Plaid berwarna putih berhenti didepan Mansion menyedot perhatian semua orang yang juga baru menginjakan kaki mereka disana hendak masuk.

"Main tebak-tebakan siapa orang didalem itu kalau bener gue jajanin lo-lo sepuasnya disekolah," ujar Aldino menunjuk mobil tersebut dengan dagunya pada Zaflan dan Felix.

Felix yang tengah merapihkan rambutnya didepan layar ponsel melirik sebentar kesana, "Mungkin si protagonis utama kita, lo gak inget adegan ini ada dinaskah ceritanya?"

Aldino melunturkan senyum dengan mata melotot melihat senyum licik Felix, "Lah iya anjir gajadi-gajadi! Gue cancel hadiahnya gak seru lo semua udah tau."

"Gak bisa gitu bro, kalo tebakan gue bener lo harus jajanin mobil keluaran terbaru," jawab Felix.

"Wah pengen dihajar lo, lo kira peran gue disini jadi anak mafia kaya raya?!" semprot Aldino menggerakan jari telunjuknya dengan bibir mencibik, "Na-ah!"

Felix mendeliknya, sebal sekali pria itu mendengar Aldino yang tengah ketularan demam toktok, "Bisa gak lo stop bilang Na-ah Na-ah?"

"Na-ah," Aldino makin menjadi, Felix sudah bergerak menggulung lengan baju kemeja putihnya beruntung ditahan Zaflan.

"Berhenti ribut, mending kita masuk sekarang," lerainya, sampai manik hitam tersebut mendapati tubuh indah seorang gadis bergaun merah maroon berjalan memasuki Mansion dengan kaki jenjangnya, "Gue duluan."

"Hilih bilang aja lo mau mepet-mepet Renata modus banget bekantan," kaki Aldino terulur menendang udara bekas Zaflan pergi, "Sebagai sahabat yang setia, gue mau nunggu Romero disini."

Felix malah melengos menyimpan kembali ponselnya kedalam saku jas formal yang ia kenakan, "Kalau lo mau jadi obat nyamuk tunggu aja dia."

Pria itu tersadar mendengar ucapan Felix, "E--eh gajadi, tungguin gue Fel!"

Didalam mobilnya Arthur tampak merenggangkan dasi yang sedikit menyesakan itu, kacamata yang bertengger di hidung mancung nya menambah aura maskulin dari pria berpakaian formal dengan jas hitam itu.

Kaki berpentopel hitamnya melangkah keluar begitu pintu mobil bergerak naik ke atas terbuka sendiri, saat tengah mengancingkan jas ditubuhnya mobil lain melaju dan berhenti disebelah mobil milik Arthur.

Siapa? Hanya itu yang ada dibenak Arthur sembari terus menatap lekat mobil bermerk Bugatti tersebut.

"Bricia," gumam Arthur berdiri mematung melihat tampilan cantik dan elegan Bricia dengan gaun tersebut, "Cantik, apa dia datang sen--"

Dugaan Arthur salah begitu Romero ikut keluar dan menarik tangan Bricia agar menggandeng lengannya, kepalan tangan Arthur mengerat disisi pakaiannya.

"Harusnya tadi gausah cantik-cantik kaya gini jadi diliatin cowok-cowok kan," dumel Romero menarik dagu Bricia mengusap bibir pinknya.

"Bawel banget si lo, kita udah telat ayo buruan masuk yang lain udah nunggu di dalem," balas Bricia sedikit merapihkan tatanan sisi rambut Romero, "Lo juga ganteng."

Romero menggulum bibirnya menahan kedutan senyum, saat matanya menoleh ke samping karena merasa diperhatikan senyuman miring dengan mata teduh Romero berikan pada Arthur yang terlihat menukik alisnya dengan wajah mengetat, "Ayo kalo disini nanti Cia diliatin kuman-kuman."

Bricia's world (Proses Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang