H̤̮a̤̮p̤̮p̤̮y̤̮ R̤̮e̤̮a̤̮d̤̮i̤̮n̤̮g̤̮!̤̮
●○●○●○●○
Keadaan seisi ruang pesta berubah menjadi bisik-bisik bingung para tamu yang datang, termasuk para teman-teman dekat Bricia maupun Romero yang langsung berdiri dari tempat duduk mereka.
"Siapa dia? Gue gak inget ada peran dia di novel?" Glenka mengerutkan dahi bingung begitupun yang lain yang hanya saling melempar pandangan.
Cici menggeleng pelan, telapak tangannya terasa dingin dengan alarm berbahaya seolah berdenging keras di otaknya, Gimana bisa .. G--gak, gak seharusnya Ayah Bricia muncul, gue gak nyiptain dia dalam cerita. Ini gak mungkin.
Bricia amat bimbang, ia menoleh pada Romero kemudian pada Ayahnya, "Sayang, Daddy sangat merindukanmu, kemarilah. Putriku."
"Miller! Tidak seharusnya kau datang dan mengacaukan pesta putriku!" Demetrio menyela yang mana semakin membuat suasana memanas, "Sudah ku ingatkan jika kau tidak akan kubiarkan membawa Bricia, dia putriku!"
"Kau salah Demetrio, sudah sejak awal seharusnya aku tau akan keberadaan putriku disini. Tidak akan kubiarkan putra kalian menyakiti putriku kembali!" kekeh Miller mendekat dan melepaskan pegangan keduanya, ia peluk tubuh Bricia yang mematung penuh kebingungan, "Jadi pria itu yang bernama Romero? Jangan harap aku akan membiarkan putriku hidup dengan iblis sepertimu!"
Romero menatap nanar telapak tangannya yang tadi ia gunakan untuk memegang tangan lembut Bricia, ia kepalkan tangan tersebut hingga menimbulkan urat-urat yang menegang, rahang kokohnya menegas, "Tidak ada yang bisa membawa Bricia dariku sekalipun itu Ayahnya sendiri."
"Kita tinggalkan pesta ini, Daddy akan menyelamatkan mu sayang," Miller berucap tegas hendak menarik Bricia namun putrinya tidak bergerak dan hanya menatap Romero, "Sayang, dia pria yang akan mencelakakan mu! Dia tidak pantas bersama denganmu!"
"Cia gamau ninggalin Romero, Daddy. Cia gamau Cia mohon restuin pertunangan ini," geleng Bricia menatap Miller berkaca-kaca, Romero juga sama menampilkan wajah sendu padanya.
"Kamu tidak tau apa-apa sayang, kamu tidak tau apa yang akan kamu alami jika terus bersama pria brengsek itu!" Miller menarik tangan putrinya kembali dengan paksaan, "Daddy sedang berusaha menyelamatkan nyawamu! Ayo!"
Semua mata bungkam terus menonton dengan miris adegan di tengah-tengah acara itu, Tiara dan Demetrio hendak mencegah namun bawahan Miller segera menahan tubuh mereka.
"Kumohon, aku mohon jangan membawa Bricia, Miller. Aku tau kamu adalah ayahnya tapi aku juga memiliki hak dengan putriku, putri yang ku rawat sejak kecil! Kembalikan Bricia!" isak Tiara mencoba melepaskan kedua tangannya yang ditahan dibelakang, ia luruh dengan wajah penuh permohonan.
"Miller, kita bisa membicarakan ini dilain hari. Tapi tidak dengan sekarang, ini acara spesial mereka, biarkan mereka bahagia," Demetrio mencoba memberi pengertian.
"Aku mencintainya, aku bisa membuktikan keseriusan ku jika aku tidak akan pernah menyakitinya selama sisa hidup dan nyawaku," Romero menekuk lututnya dihadapan Bricia dan Miller, "Jangan bawa hidupku, aku membutuhkan nya. Aku mohon, hanya sebentar saja."
"Rome," lirih Bricia bergumam mencoba melepaskan tangannya namun Miller segera mencengkram nya kembali, "Lepas! Aku tidak mau pergi! Lepaskan aku!"
"Bricia ini demi kebaikan mu sayang! Ikut Daddy atau," Miller mengangkat pistolnya yang kian membuat orang-orang di ruangan riuh saling berlarian pergi, "Daddy bunuh iblis itu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bricia's world (Proses Terbit)
Fantasy(𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐬𝐢 𝟏) ғᴏʟʟᴏᴡ ᴅᴀʜᴜʟᴜ ᴀᴋᴜɴ ᴘᴏᴛᴀ ɪɴɪ ᴜɴᴛᴜᴋ ᴍᴇɴᴅᴜᴋᴜɴɢ ᴊᴀʟᴀɴɴʏᴀ ᴄᴇʀɪᴛᴀ♥︎ ⚠ 𝗰𝗲𝗿𝗶𝘁𝗮 𝗺𝗲𝗺𝗯𝗶𝗻𝗴𝘂𝗻𝗴𝗸𝗮𝗻!☠︎ BELUM REVISI!!! _______ (𝘔𝘦𝘯𝘨𝘢𝘶𝘮 𝘥𝘪𝘥𝘦𝘱𝘢𝘯 𝘭𝘢𝘸𝘢𝘯, 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘦𝘰𝘯𝘨 𝘥𝘪𝘥𝘦𝘱𝘢�...