Bricia 36🔮

19.4K 1.6K 138
                                    

H̤̮a̤̮p̤̮p̤̮y̤̮ R̤̮e̤̮a̤̮d̤̮i̤̮n̤̮g̤̮!̤̮

●○●○●○●○















Cuaca panas hari ini tak menyurutkan semangat semua orang yang tengah bermain di pantai, pemandangan laut biru disusul ombak kecilnya yang kerap menyapu bibir pantai benar-benar sangat memanjakan mata siapapun ditambah angin pantai yang menggoyangkan daun kelapa juga menyejukan.

Cici tengah bersantai di kursi sun Lounger dengan dres pantai berwarna pink yang ia pakai, disebelahnya Glenka melakukan hal serupa, dengan kacamata hitam diwajahnya gadis itu tengah memakaikan sunscreen pada kaki mulus juga lengannya.

"Ci, lo sibuk ngerjain apa sih di buku itu? Perasaan bukunya setia banget lo bawa kemana-mana," Glenka mengerutkan dahi karena Cici malah sibuk membaca sebuah buku diary.

"Gapapa gue seneng aja baca cerita yang gue karang sendiri," cengirnya, Glenka menyodorkan tangan.

"Coba minjam gue juga mau baca," Cici malah menutup bukunya dan menyimpan diatas meja, "Tuh kan, lo selalu gitu kalau gue minta. Gu cuman mau baca apa yang lo tulis atau jangan-jangan ... Lo nulisin Justin ya disana."

"Enggak! ini buku rahasia gue gak mungkin gue biarin lo atau siapapun baca ini," elaknya cepat Glenka mencibikan bibir atasnya dengan tatapan sebal, "Mending kita kesana lihat dua orang yang daritadi lagi kasmaran."

Glenka mengikuti telunjuk Cici yang mengarah pada Bricia yang tengah memainkan kamera slr dibibir pantai bersama Romero, "Males jadi obat nyamuk kalau gue kesana, mending kita samperin Aldino sama yang lain."

Cici tiba-tiba tersenyum jail menunjuk wajah Glenka, "Cie bilang aja lo mau pdkt an sama Aldino, dia itu cowok baik loh Glen ya walupun otaknya agak sableng."

"Apasih pake bahas ginian," Glenka bangkit berdiri dengan wajah tertekuk, "Gue gak mau jatuh cinta, gue udah sering di selingkuhin dan orang kaya Aldino itu tipe cowok yang suka godain banyak cewek, ah udahlah."

"Maaf deh gue tau lo pasti trauma," Cici ikut berdiri mengikuti langkah gadis dengan rambut dikepang itu, "Glen, lo betah gak disini? Jadi tokoh disini maksud gue."

Glenka menghembuskan nafas memainkan pasir yang menyentuh kakinya, "Gue betah ko, cuman gue rindu hidup gue yang dulu. Kangen adik-adik sama bonyok gue juga, kalau ditanya mau pulang atau engga jelas gue mau pulang, gaada yang mau hidup sebagai tokoh fiksi Ci."

Air muka Cici menyedu seketika, dalam hati ia selalu menyalahkan kebodohannya, ingin sekali Cici memperbaiki semua ini menuliskan kembali kisah bahagia untuk Romero, Bricia maupun tokoh yang lain tanpa ada yang tersakiti atau terluka.

Gue juga gak pernah nyangka kalau tulisan gue bisa jadi kenyataan buruk buat kalian semua, maaf. Maafin keegoisan gue sebagai penulis.

Dibelakang mereka, buku yang sempat Cici simpan diatas meja diraih seseorang, pria itu membuka tiap lembarnya dan menemukan semua adegan yang tertulis bukanlah tanda cinta diam-diam seseorang yang selalu tertulis dibuku diary mereka, melainkan semua adegan-adegan yang terjadi sepanjang hari Romero dan Bricia.

"Apa alasan lo nulis semua sedetail ini Ci," gumam Justin menatap kedepan membiarkan pony rambutnya tersibak angin laut.

"AAAAA MAMA TOLONG!!! Kont*l lo semua lepasin gue!!! Gue takut air anjing!!!" Aldino berteriak keras penuh emosi dan takut mencoba berontak kala kakinya ditarik Zaflan dan Felix menuju air, "Gue gamau!!!"

"Lo takut air berarti lo gak pernah mandi, tarik Zaf kita ceburin kesana jadi cowok ko cemen banget lo," balas Felix tertawa melihat Aldino mencakar pasirnya mencoba mempertahankan diri.

Bricia's world (Proses Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang