Bricia 38🔮

19.5K 1.6K 83
                                    

H̤̮a̤̮p̤̮p̤̮y̤̮ R̤̮e̤̮a̤̮d̤̮i̤̮n̤̮g̤̮!̤̮

●○●○●○●○

















3 hari kemudian ...

Di sebuah arena sirkuit terlihat beberapa pemuda dengan pakaian khusus yang mereka kenakan berjejer dikursi penonton, tanpa menduduki kursi mereka memilih berdiri bersedekap dada dan berbagai gaya lainnya juga tatapan mengarah pada seorang pemotor lain yang sudah stay dengan moge nya di garis utama.

"Seyakin itu dia mau ikut balapan? boleh ketawa gak si?" seorang pria yang tengah mengenakan sarung tangan menyemburkan tawa mengejeknya.

"Gue juga gak yakin, masalahnya dia cewek. Fisiknya jauh lebih lemah daripada kita, yang gue bingungin kenapa coach Arsen mau ngasih dia kesempatan bahkan latihan langsung di sirkuit," timpal yang lain menatap dengan kerutan halus kebawah dimana gadis itu tengah menunggu aba-aba dari Arsen disebelahnya.

"Mungkin simpanan dia kali," jawaban kawannya yang lain dibalas pukulan oleh Justin dikepalanya, "Akh! Perasaan lo dari kemarin belain dia terus!"

"Makannya jangan asal ceplos, dia temen gue. Gue yakin skill nya juga lebih bagus daripada kalian!" sewot pria itu membuat yang lain hanya mendengus malas.

"Dia ganggu jadwal latihan yang harusnya buat kita, ingat pertandingan itu beberapa hari lagi ini bukan buat bahan candaan," balas si pria lain memijit pangkal hidung mancung nya.

Bricia, gadis itu menajamkan pandangannya dengan merenggangkan jemari tangan untuk memegang erat gas motor, helm fullface diwajahnya ia turunkan hingga menutupi mata gadis itu.

"Kamu sudah siap? Batas waktu yang ditentukan dari awal sampai garis finish hanya ... Tigapuluh menit, tiga puluh menit itu harus kamu tuntaskan dengan cepat mengelilingi jalanan sirkuit ini," Arsen mengetuk stopwatch disebelah Bricia yang memfokuskan matanya.

"Aku siap coach," yakin Bricia cukup membuat Arsen mengangguk kagum, lagipula dirinya sudah dilengkapi keamanan khusus ditubuhnya.

"Baiklah, begitu suara tembakan ini mengudara, kamu harus segera menjalankan motor ini," Arsen mundur, sebelah tangannya meraih pistol dari sakunya dan sebelah lagi memegang stopwatch yang siap ia tekan dengan jempolnya, "Dalam hitungan ketiga, satu! Dua! Tiga!!!"

Bricia membungkukan sedikit tubuhnya, pijakan di footstep ia tekan kuat demi menjaga keseimbangan nya.

Dorrr!!!

Detik itu juga suara deruman motor tanpa aba-aba Bricia lakukan dengan menarik kencang gasnya, para pria yang menonton diatas tribun mulai membulatkan mata mereka, Arsen sendiri menatap motor tersebut yang mulai menjauh lanjut menatap stopwatch ditangannya yang sudah berhitung bahkan di hitungan kedua, "Maaf, tapi aku tidak bisa mempercayakan pertandingan ini untuk perempuan."

Disisi Bricia, gadis itu kian menambah kecepatan kuda besinya melewati jalanan berkelok juga daya tahan karena motor yang berat ini, "Gue bisa, gue pasti bisa!"

25.43 menit motornya masih belum terlihat.

28.30 menit jantung Justin berdegup kencang, pria itu sudah pasrah jika Bricia memang tak akan bisa mewujudkan keinginannya sendiri.

Namun, Arsen dibuat tercengang kala dimenit ke 29.00 suara motor Bricia terdengar tak jauh.

Bbruumm!!!

30.00 menit, Bricia berhasil melewati garis finish menuntaskan latihannya tepat saat stopwatch itu Arsen hentikan, "Sepertinya aku memang tidak bisa meremehkannya."

Bricia's world (Proses Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang