Bricia 42🔮

18.3K 1.6K 118
                                    

H̤̮a̤̮p̤̮p̤̮y̤̮ R̤̮e̤̮a̤̮d̤̮i̤̮n̤̮g̤̮!̤̮

●○●○●○●○
















Keheningan melanda beberapa detik di antara mereka setelah mendengar ucapan tiba-tiba dari Renata, gadis yang bahkan tidak pernah berkomunikasi dengan Bricia.

"Apa maksud lo?" Zaflan begerak kedepan dengan wajah mengetat didepan Renata, "Lo pikir ini waktu yang cocok buat becanda?! Lo gak bisa lihat situasi hah?!"

Renata mengangkat wajahnya menatap Zaflan yang kini menarik pergelangan tangan gadis itu, "Gue serius, gue rela donorin--"

"LO BAHKAN GAK KENAL DEKAT BRICIA!!! apa motif lo bilang gitu? Hm?" sela Zaflan membentak nya, pria yang kerap mengenyampingkan kepeduliannya itu kini dibaluti perasaan gelisah.

"Zaf jangan kasar-kasar dia cewek," timpal Aldino.

"Mungkin Zaflan sama curiganya kaya gue, tiba-tiba banget lo datang kesini so jadi pahlawan kesiangan buat Bricia," Glenka berucap sinis.

Renata mendengus melirik mereka yang ada dibelakang pria itu lalu pada sang dokter yang masih disana memperhatikan perdebatan itu, "Gue udah denger pembicaraan Justin sama Cici di taman dan sekarang makin terbukti setelah denger lagi dari kalian, gue gamau lama-lama di dunia ini. Semua duitnya palsu, gue mau pulang jadi manusia yang utuh. Dok, saya bersedia."

"Ren," tekan Zaflan dengan sudut mata memerah, Renata menarik bibirnya tersenyum pada pria itu dengan tulus untuk yang pertama kali.

"Gue tokoh yang jahat Lan, tokoh figuran maupun jiwa asli lo gak pantes sama gue. Sedari kecil gue nyari duit sendiri di club malam cuman buat nemenin banyak cowo, gue cewek gak bener, gue lakuin semua itu buat hidupin adik gue yang masih sekolah makannya gue akui kalau gue ... Emang mata duitan disini terlebih sama lo, gue seneng bisa kenal lo walau sebentar, kalian juga. Anggap aja gue lagi nebus semua kesalahan tokoh Renata yang asli," tutur Renata membuat mereka tertegun, ia terkekeh pada Zaflan, "Lagian nanti mungkin kita bisa ketemu lagi, bagaimana dokter?"

"Mari ikut saya untuk pengecekan sebentar, oprasi nya akan dilakukan segera," jawab dokter itu mengangguk singkat, "Apakah anda datang dengan keluarga? Atau--"

"Mereka setuju ko," Zaflan tertegun melihat senyum tipis penuh kebohongan itu, "Mereka mungkin lagi sibuk jadi gak bisa nemenin saya tapi tenang aja mereka udah setuju."

"Baiklah mari," angguk dokter tersebut.

"Jangan ngorbanin diri lo Ren," tahan Zaflan lagi-lagi membuat Renata yang hendak melangkah tertahan oleh cekalannya, "Selama ini gue gak pernah jujur sama lo tapi sekarang lo harus tau gue peduli, gue cinta sama lo gak peduli siapa status lo ataupun jiwa lo."

Renata bergeming menatap manik indah Zaflan, ia menepuk pipi pria itu terkekeh samar, "Siap-siap aja duit lo habis kalau sama cewek kaya gue, udah ya. Kalian harus satuin si Cia sama si Romero itu."

Zaflan menatap gamang tangan Renata yang terlepas dari genggamannya, ia ikuti punggung gadis yang mulai menjauh dengan dokter itu, "Apa sekarang lo puas?"

Ia menghunus wajah Cici, didekati nya perempuan itu dengan wajah mengetat penuh emosi, "Lo puas lihat ini semua? Karena kecerobohan lo dan buku terkutuk ini lo hancurin hidup semua tokoh, sialan! seandainya lo cowok. Udah gue habisin lo disini bangsat."

Justin mendorong tubuh Zaflan dari Cici, "Gausah bentak cewek gue! Ini gak sepenuhnya salah dia!"

"Gak sepenuhnya maksud lo? Oh, lo bela dia yang jelas-jelas sumber masalahnya disini?!"

Bricia's world (Proses Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang