Extra part 🔮

32.5K 2.1K 240
                                    

H̤̮a̤̮p̤̮p̤̮y̤̮ R̤̮e̤̮a̤̮d̤̮i̤̮n̤̮g̤̮!̤̮

●○●○●○●○










730 hari tanpanya ...

Seorang gadis masih mengenakan kaos kuning dan rambut di gelung asal mencoba mengusap kamera laptopnya dengan tisu lalu duduk tegap dikursi belajar seperti yang selalu ia lakukan akhir-akhir ini.

"Hai ... Kembali lagi sama gue Qila author dari cerita Obsession, gue gaakan bosen minta sama kalian, gue mohon secinta dan sesuka apapun lo semua sama cerita gue. Tolong, tolong bakar buku itu sekarang juga jangan baca lagi gue mohon," Qila atau dulu kita kenal sebagai Cici tampak menunduk menarik nafas panjang, gadis itu menghapus sudut matanya menakan rasa perih itu kembali, "Gue lagi berjuang disini, terserah kalian mau anggap gue gila terus-terusan asal gue mohon satu hal, tolong bantu gue dengan cara bakar novel itu."

Qila menatap memelas kamera yang mulai dipenuhi komentar-komentar positif maupun negatif di akun pribadinya, "Kalau kalian masih gamau bantu gue, gue bakal hengkang dari kepenulisan gue juga bakal tarik semua cerita-cerita buatan gue."

Setelah itu Qila menutup laptopnya tanpa ucapan apapun, gadis itu menjatuhkan punggungnya pada punggung kursi seraya menggosok pelipisnya, "Oh, iya. Satu paragraf lagi belum gue tulis."

Qila menarik laci meja belajarnya mengambil buku novel didalam sana lalu kembali membuka laptopnya, ia kembali mengetik kisah cinta Romero dan Bricia didalam sana setelah sekian lama dirinya membuat naskah ini, "Selesai, akhirnya waktunya gue bukuin ini ke penerbit, gue gapapa ninggalin karir gue sebagai penulis buat lo berdua, gue harap. Semoga dengan cara ini lo sama Romero bisa bersatu lagi Cia, gue gatau lo dimana sekarang."

Qila beranjak bersiap-siap tanpa menunggu esok hari lagi, gadis itu kini sudah berjongkok didepan pintu rumahnya menalikan tali sepatu, "Mah! Qila berangkat dulu mau ke gramedia!"

"Eh sarapan dulu!"

"Nanti aja!" teriak Qila melambaikan tangan kebelakang sembari terus berlari meninggalkan halaman depan.

"lawak anjirr, gila author nya kebanyakan halu!"

"Masuk novel? Mau dong biar gue bisa kokop tokohnya haha bego banget, jangan-jangan ni novel mimpi basah author nya."

"Dia yang buat dia juga yang nyuruh-nyuruh kita bakar bukunya, dikira beli buku beginian pake daun."

Qila mengabaikan suara-suara disekitarnya kala terus melangkah, gadis itu menggeleng mencoba abai sembari terus berjalan pergi memasuki sebuah gedung gramedia sederhana.

"Ka, saya mau narik semua buku saya dari pre-order an nya, saya beli semua buku karya saya yang tersisa," ucap Qila to the poin sembari menyimpan laptopnya didepan meja kasir penjaga, "Kakak udah setuju kan waktu itu? Sekarang saya mau bukuin cerita ini file nya saya kirim gapapa bayarannya besar juga."

"Boleh, tapi apa kamu gak sayang bukunya Qil? Laku banget loh itu lihat tinggal sepuluh bahkan penerbit mau cetak lagi," tunjuk perempuan yang sudah kenal dekat Qila pada rak-rak dimana buku karya gadis itu terpajang.

Qila terdiam namun tak lama garis senyum simpul tercipta dibibirnya, "Qila yakin Ka."

"Yaudah kamu kirim ya file nya, Kakak mau cek-cek dulu sebelum nanti di proses ke penerbitnya."

"Iya."

Setelah adegan tersebut Qila tampak berjalan lesu di trotoar pejalan kaki yang ada di taman, sembari menenteng tas selempang nya, "Semua usaha gue gaada apa-apanya sama penyesalan gue ke kalian semua, gue minta maaf. Gue juga gak yakin apa yang gue lakuin ini bakal bisa bawa Romero yang jelas-jelas tokoh fiksi ke dunia nyata apa engga."

Bricia's world (Proses Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang