07.~❤️~

16.8K 1.2K 11
                                    

Vote dulu sebelum baca ☺️

_______________________________

Dua mobil mewah berwarna hitam membelah jalanan kota yang begitu ramai. Lampu berjejer rapi menghiasi jalan. Membuat jalanan itu terlihat sangat memukau ditambah gedung-gedung pencakar langit.

Kedua mata Levi berbinar melihat pemandangan malam itu. Senyum manisnya tidak pudar sama sekali sampai mereka tiba di tempat diadakannya pesta itu.

Penyelenggara pesta itu adalah sahabat Gerald. Bryan namanya. Selain sahabat, Bryan juga merupakan seorang walikota. Karena itulah Gerald membawa satu keluarganya untuk menghadiri pesta tersebut.

Kedua mobil mewah itu berhenti di depan sebuah mansion besar. Mansion milik Bryan, dimana pesta itu di selenggarakan. Saat seorang pelayan membukakan pintu mobil Gerald, tiba-tiba Levi menarik ujung jasnya.

Gerald menoleh heran ketika melihat Levi memejamkan mata sambil menggeleng ribut. Sylvia yang melihatnya menjadi panik. "Kenapa, Sayang?"

"Jangan! Ada mauw" cicit Levi.

"Mauw?"

Levi mengangguk cepat. "Ada mauw.. mauw..." Tangan mungil Levi bergerak menirukan singa yang ingin menerkam mangsanya.

Gerald dan Sylvia saling tatap. Mereka tau hewan apa yang Levi maksud. Bryan pernah berkata jika mansion miliknya dijaga oleh seekor singa jelmaan yang membuat beberapa orang takut memasuki mansionnya. Seketika Gerald dan Sylvia mengetahui jika Levi dapat melihat hal-hal yang tidak semua orang bisa melihatnya.

Gerald tersenyum. Dia mengusap puncak kepala Levi. "Jangan takut, Papa dan Mama akan selalu bersamamu. Selalu melindungi mu"

Sylvia mengangguk mengiyakan.

"Sekarang tutup matamu! Saat kamu membuka mata, kamu hanya akan melihat sesuatu yang indah dan tidak ada hal menakutkan apapun" ucap Gerald lagi.

"Karena kami selalu bersamamu" imbuh Sylvia.

"Benelan?"

Gerald dan Sylvia mengangguk bersamaan. Membuat Levi lebih berani dan menuruti apa yang Gerald katakan. Levi menutup matanya. Kedua tangan mungilnya menggenggam tangan Gerald dan Sylvia.

Lalu dengan perlahan Gerald menuntun Levi untuk keluar dari dalam mobil. "Pelan-pelan, Son"

Ketiga kakak Levi yang sudah keluar dari mobil sejak tadi menatap bingung. Mengapa begitu lama ketiganya berada di mobil. Lalu kebingungan mereka bertambah saat melihat Levi menutup kedua matanya.

"Kenapa Ma?" tanya Aaron yang penasaran.

"Ssttt... Nanti saja ya, kita masuk dulu"

Aaron pun menurut. Ketiga remaja itu mengikuti langkah kedua orang tua mereka yang menggandeng si bungsu. Masuk ke dalam mansion dimana sudah banyak tamu undangan yang hadir.

Seorang pria memakai setelan jas biru tua yang sedang berbincang dengan tamu yang lain seketika menoleh saat ekor matanya menangkap kedatangan Gerald dan keluarganya.

Selaku penyelenggara pria berjas biru itu menyambut kedatangan Gerald dan keluarganya. Memeluk pria berjas hitam erat seperti biasa.

"Kamu bilang tidak akan datang karena..." Pria berjas biru tua itu tak melanjutkan kalimatnya saat dia menyadari kehadiran seorang anak kecil di tengah-tengah mereka.

"Loh, Levi sudah sembuh?" tanya Bryan, pria berjas biru tua itu.

Levi yang tidak mengenali pria dewasa di hadapannya segera bersembunyi di balik kaki Gerald. Dia menyembulkan kepalanya untuk mengintip pria tinggi itu.

KesayanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang