Vote dulu sebelum baca ☺️
_____________________________
Sylvia baru saja keluar dari kamarnya saat dia melihat Camilla menutup pintu kamar Levi. Sylvia berjalan mendekati maid tersebut.
"Dimana Levi?"
Camilla tersentak. Dia langsung menoleh menghadap sang majikan dan menunduk hormat. "Itu Nyonya, Tuan muda... Saya tidak berani membangunkannya" ucapnya lirik.
Sylvia mengangkat satu alisnya bingung. Tangannya terulur untuk membuka pintu kamar putra bungsunya itu.
Dan begitu terkejutnya saat pintu itu terbuka. Sylvia disuguhkan dengan pemandangan yang begitu manis.
Satu ranjang milik putra bungsunya ditempati oleh putranya yang lain. Ya, Levi masih nyenyak dalam tidurnya ditemani ketiga kakaknya.
Aaron berbaring di samping kanan si kecil, lalu di samping kirinya ada Laskar dan Zeeval tidur menekuk tubuhnya di bawah kaki saudaranya. Masing-masing menggenggam tangan kecil Levi dan Zeeval mendapat bagian memegang kaki.
Sylvia memegang dadanya karena tiba-tiba dadanya berdetak cepat. Pemandangan itu terlalu menggemaskan baginya. Pantas saja Camilla tidak berani membangunkan putra bungsunya.
Sylvia berjalan mendekati ranjang Levi. Menatap keempat putranya yang masih tertidur pulas.
"Kak, bangun" ucap Sylvia sambil mengguncang tubuh Zeeval pelan lebih dulu.
Beberapa guncangan sudah membuat Zeeval membuka matanya. Dia terduduk sambil mengusap-usap matanya. "Um? Pagi, Ma" sapanya dengan suara khas orang bangun tidur.
"Pagi, Sayang. Cepat bangun dan bersiap" perintah Sylvia dengan lembut lalu berjalan mendekati Laskar.
Levi bergerak tidak nyaman. Sepertinya Levi merasa sedikit sesak karena diapit oleh kedua kakaknya. "Ung..." Keningnya berlipat.
"Laskar, bangun. Adiknya kehimpit itu" Sylvia menepuk-nepuk lengan Laskar namun tidak ada respon. "Aaron, bangun"
Sylvia melihat bibir mungil Levi yang bergetar seperti akan menangis. Dengan tergesa-gesa dia membangunkan kedua putranya yang menghimpit si bungsu. "Adiknya nangis, cepat bangun"
Zeeval sudah kembali ke kamarnya dan mulai bersiap.
"Ma...ma..." Levi masih terpejam. Dengan lirih dia memanggil Sylvia bersamaan dengan isakan kecil yang keluar.
Mendengar isakan tangis si kecil, kedua mata Laskar dan Aaron seketika terbuka lebar. Secara tidak sadar mereka duduk dan menatap si bungsu.
Levi sedang bergerak ke kanan dan ke kiri karena merasa tidak nyaman. Laskar dan Aaron segera melepas genggaman mereka. Dan Sylvia duduk di samping Levi sambil menepuk-nepuk pelan bokong kenyal itu agar si kecil kembali tertidur pulas.
"Sudah, kalian cepat bersiap! Biarkan Mama menenangkan Levi dulu"
Laskar dan Aaron pun mematuhi perintah Sylvia. Mereka kembali ke kamar masing-masing dan bersiap memulai hari mereka.
Sylvia masih menimang-nimang si kecil. Dia tersenyum kala melihat Levi mencebikkan bibir dalam tidurnya. "Kenapa kamu sangat menggemaskan, Sayang?" ucapnya sambil mencium kening Levi lama.
Setelah dirasa Levi kembali terlelap, Sylvia membenarkan selimut yang menutupi tubuh mungil si bungsu lalu keluar dari sana dan memulai sarapan bersama keluarganya.
Sebelum pergi bekerja, Sylvia berpesan kepada Camilla untuk membangunkan Levi pukul delapan pagi. "Jangan sampai dia melewatkan sarapannya"
"Baik, Nyonya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kesayangan
Teen Fiction║𝐅𝐎𝐋𝐋𝐎𝐖 𝐒𝐄𝐁𝐄𝐋𝐔𝐌 𝐁𝐀𝐂𝐀║ ❤️ UPDATE SESUKA HATI ❤️ Cerita Aiden, seorang anak berusia sepuluh tahun merenggut nyawanya sendiri dengan melompat dari jendela? Tapi bukannya ke alam baka dia malah bertransmigrasi ke tubuh seorang anak kong...