35.~❤️~

2.4K 346 25
                                    

Vote dulu sebelum baca ☺️
_____________________________

Bayangan seorang pria terlihat tengah duduk di sofa. Menatap ke arah luar jendela dengan pemandangan langit yang penuh bintang.

Dia Alka, sahabat Gerald sekaligus orang yang sudah menyelamatkan Levi dari roh jahat beberapa bulan yang lalu. Kini dia merasa sedikit gelisah. Entah kenapa tiba-tiba teringat sesuatu yang tidak menyenangkan.

'Bagaiman keadaannya sekarang? Sejak saat itu aku belum menemuinya lagi. Apa aku harus memeriksanya ya? Penghalang itu tidak terhubung langsung denganku, aku tidak bisa merasakan jika penghalang itu rusak'_Alka

Alka masih berpikir terlebih dahulu. Namun, melihat cuaca yang mendukung akhirnya Alka memutuskan untuk berkunjung ke mansion keluarga Rajendra. Tanpa menghubungi Gerald, Alka sudah menginjak gas dan melaju menuju mansion sahabatnya itu.

Jarak rumah keduanya cukup jauh karena Alka tinggal di daerah dekat pantai. Rumahnya pun dibangun di atas tebing curam di pesisir pantai. Sedangkan mansion Rajendra terletak di arah yang berlawanan dan dekat dengan hutan namun masih ada rumah lain disekitarnya. Berbeda dengan Alka yang tidak memiliki tetangga satupun.

Alka melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Sambil menikmati indahnya langit malam ini dan hembusan angin yang menyejukkan menerpa pipinya.

Sedangkan di tempat lain, tepatnya di rumah Jaegar. Anak itu baru saja mengangkat telpon dari kedua orang tuanya. Wajahnya terlihat masam karena kedua orang tuanya akan melakukan perjalanan bisnis dalam dua minggu ke depan. Padahal dia akan disibukan oleh pertandingan antar sekolah tapi kedua orang tuanya tidak bisa memberinya semangat.

"Kenapa, Dek?" tanya Sam, kakak Jaegar yang sedang sibuk bermain game. Padahal dia tidak melirik sedikitpun ke arah Jaegar namun bisa menebak raut wajah adiknya itu.

"Papa dan Mama tidak akan pulang"

"Oh" Seperti sudah terbiasa, Sam hanya ber'oh' ria tanpa berniat menenangkan adiknya.

Ting tong

Tiba-tiba bel rumah berbunyi. Jaegar reflek menoleh ke arah pintu utama. Namun, dia masih diam dan tak berniat membukakan pintu. Siapa malam-malam begini bertamu sedangkan kedua orang tua mereka tidak ada di rumah. Pikir Jaegar.

"Buka pintunya, Gar! Itu Om Naresh, dia akan menginap di sini" titah Sam.

Dengan langkah terseret Jaegar berjalan ke arah pintu utama untuk membuka pintu. Saat pintu terbuka sosok yang dilihat Jaegar memanglah pamannya yang membawa sekantong makanan besar dan beberapa minuman kaleng.

"Om akan menginap di sini" kata Naresh yang tiba-tiba saja memberikan rak pembawa minuman kepada Jaegar. "Bawakan itu anak pintar"

Jaegar mendengus kesal tapi tetap mengikuti langkah pamannya setelah menutup pintu.

"Sam! Ini burger pesananmu!!"

"Thanks, Om"

"Om belikan kamu pizza, Jaegar. Tanpa brokoli"

Senyum Jaegar seketika mengembang. "Terima kasih, Om"

"Sama-sama"

Setelahnya mereka makan bersama sambil menonton sebuah film action yang dibintangi oleh Joe Taslim. Seorang aktor yang sangat dikagumi oleh Sam.

"Oh ya, Om janji akan menjawab pertanyaanku tadi pagi kan?" tanya Jaegar tiba-tiba. Dia baru saja ingat dengan masalah Levi dan Dean.

Naresh menghela nafas. Lalu Naresh menyuruh Sam untuk membuang sampah dan mengajak Jaegar ke kamar. "Om akan menjawab pertanyaanmu semampu Om. Tapi setelah itu jangan pikirkan apapun atau menyusun strategi aneh di otak kecilmu itu!"

KesayanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang