23.~❤️~

8.1K 912 47
                                    

Vote dulu sebelum baca ☺️
______________________________

"Dia seperti anak lima tahun"

Levi menggenggam erat tangan Aaron dan bersembunyi di belakang lengan sang kakak. Tatapan anak yang lebih tinggi darinya itu seakan menyiratkan rasa tidak suka. Dan ucapannya seperti mengejek Levi. Hanya pikiran Levi saja.

Aaron pun menatap tajam ke arah anak bernama Jaegar tersebut. Marah karena sudah membuat adiknya sedih.

"Jaegar!" peringat Sam selaku kakak Jaegar. Sebenarnya Sam tidak ingin membawa adiknya ikut serta saat dirinya belajar kelompok. Tapi karena kedua orang tuanya tidak berada di rumah, jadi Sam mengajak adiknya yang memang sedikit menyebalkan itu.

Tanpa peringatan Jaegar mengulurkan tangan kanannya ke arah Levi. Dia tidak mengatakan apapun hanya tersenyum tulus pada Levi. Dan Levi yang selalu menganggap orang yang tersenyum adalah orang yang baik, maka dia berani melangkah maju dan menjabat tangan Jaegar dengan senyum yang secerah mentari hari ini. Membuat semua yang di sana menahan gemas lantaran senyum si bungsu.

"Ah, dia benar-benar menggemaskan"

"Senyumnya sangat manis"

"Karung mana karung?!"

"Sudah, ayo ke sana" ajak Aaron kepada teman-temannya.

Aaron dan teman-temannya pun duduk di karpet bulu yang sudah Aaron siapkan di samping ruang tamu. Sedangkan Jaegar sedari tadi belum melepas jabatan tangannya dengan Levi, sampai Levi menelengkan kepalanya bingung.

Aaron yang melihat Jaegar masih menggenggam tangan adiknya terlihat kesal. Dia beranjak dari duduknya dan menghampiri si bungsu.

"Lepaskan tanganmu dari adikku" ucap Aaron pelan namun penuh penekanan sambil mencengkram tangan Jaegar sedikit kencang.

Jaegar refleks melepas genggaman tangannya pada Levi. Levi melihat Aaron yang terlihat kesal. Dia menggenggam tangan kakaknya yang bebas. "Kakak"

Aaron menoleh. Dia langsung melepas tangan Jaegar dan mengulurkan kedua tangannya untuk menggendong si bungsu. Aaron berjalan menjauh dari Jaegar tanpa menyuruh Jaegar untuk mengikutinya. Bahkan tatapan Aaron seakan mengisyaratkan agar Jaegar menjauh dari adik bungsunya.

"Dasar kakak posesif" gerutu Jaegar saat Aaron sudah sedikit jauh darinya.

Levi menoleh ke belakang dan melihat Jaegar masih berdiri di dekat pintu utama. Levi tersenyum lalu melambaikan tangan menyuruh Jaegar untuk mendekat padanya.

Satu sudut bibir Jaegar terangkat ke atas. "Dia itu benar anak kecil lima tahun, mana mungkin anak seumuran ku bersikap selucu itu" gumamnya.

Sekarang Aaron sudah sibuk dengan tugas kelompoknya bersama kelima temannya yang lain. Jadi dia menurunkan kewaspadaan pada Jaegar yang sedang mendekat ke arah Levi yang sibuk memainkan pulpen bunga milik salah satu teman Aaron.

"Hei, aku juga memiliki mainan yang keren" ucap Jaegar berbisik pada Levi.

Levi pun menoleh dan menatap Jaegar penuh rasa penasaran. "Mainan apa?" tanyanya.

"Kemari lah"

Levi pun menggeser duduknya mendekat pada Jaegar. Jaegar pun meletakkan tas yang sedari tadi digendongnya ke karpet. Lalu perlahan menarik resleting tas tersebut.

Jaegar mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya yang membuat kedua mata Levi membulat lucu. Jaegar menyeringai melihat respon Levi.

"Itu apa?"

"Ini namanya mobil remote control jarak jauh"

"Ung?"

Plis, author gak mau nulis Levi ngikutin ucapan Jaegar😭🙏🏻

KesayanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang