02.~❤️~

25.6K 1.7K 8
                                    

Vote dulu sebelum baca ☺️

_______________________________

Saat membuka mata, Aiden mendapati dirinya berada di ruangan cukup luas yang berwarna putih bersih. Aiden menoleh ke kanan dan ke kiri mencari siapapun atau apapun tapi di sana kosong. Hanya ada dirinya seorang diri.

Aiden mulai ketakutan. Dia tidak mau sendirian. Dia ingin bersama papa dan mamanya.

Tak lama sebuah cahaya mendekat ke arah Aiden. Aiden hanya dapat menatap cahaya itu. Sangat cantik dan hangat.

Saat cahaya itu berada tepat di depan Aiden, cahaya itu berubah menjadi seorang wanita cantik juga seorang anak kecil yang lebih tinggi dari Aiden. Dan memiliki wajah yang mirip dengan Aiden?

"Halo Aiden sayang"

Aiden terpaku. Tubuhnya tiba-tiba tidak bisa bergerak. Dia takut wanita cantik itu akan berubah menjadi sosok yang terakhir kali dia lihat. Itu sangat menakutkan. Aiden bahkan tidak mau membayangkannya lagi.

"Apa kamu takut?" tanya wanita cantik bersayap itu.

"Jangan takut, aku tidak akan menyakitimu. Aku adalah pelindung jiwa anak-anak yang tersesat. Seperti jiwa anak ini"

Aiden menatap anak yang berdiri di samping wanita cantik itu. "Ung?"

"Harusnya kamu memiliki umur panjang jika kamu bisa keluar dari rumah itu, tapi roh-roh jahat itu malah berhasil menghasut mu"

Aiden tidak mengerti apa yang wanita itu ucapkan. Aiden hanya melihat senyum wanita itu yang begitu indah. Entah kenapa Aiden merasa senang.

Lalu wanita itu mensejajarkan tingginya dengan Aiden. Mengusap puncak kepala Aiden dengan lembut, kemudian meletakkan tangannya di kepala Aiden. Dan menyatukan kening mereka. "Aku akan mengambil kemalanganmu, nasib baik akan selalu bersamamu, kamu tidak akan memiliki kecacatan dalam hal apapun. Kamu akan menjadi anak yang sehat dan tumbuh selayaknya anak seusiamu"

Setelah wanita bersayap mengatakan itu, sebuah cahaya menyelimuti tubuhnya juga Aiden. Aiden merasa aneh pada tubuhnya. Seperti ada sesuatu yang menjalar di sekujur tubuhnya. Namun itu hangat. Membuatnya nyaman sampai kedua matanya terpejam.

"Ayo, Levi"

"Ya"

Wanita bersayap juga anak kecil itu pergi saat Aiden masih menutup matanya. Namun sebelum itu, anak kecil yang dipanggil Levi itu mencium kening Aiden sedikit lama.

"Kamu harus bahagia"

Dan ketika Aiden membuka mata, dia kembali sendirian. Di ruangan yang begitu gelap tanpa ada cahaya setitik pun. Aiden panik. Dia berlari kesana kemari mencari wanita cantik bersayap itu. Namun dia tidak ada dimana pun.

"Ung?"

"Mm?"

Tiba-tiba matanya terasa berat. Penglihatan Aiden menjadi buram dan sedetik kemudian dia kehilangan kesadarannya. Sendirian di tempat gelap tanpa ada seorangpun yang menemani.

"Tuan muda! Tuan muda!"

"Tuan muda bangun!"

Aiden membuka kedua matanya. Kini dia mendapati dirinya berada di sebuah kamar yang cukup luas dengan langit-langit kamar yang penuh hiasan bersinar.

Aiden lalu duduk dan melihat sekitar. Di setiap sudut kamar di penuhi dengan boneka kelinci dengan berbagai bentuk.

"Dimana?"

Ups!

Aiden menutup mulutnya dengan kedua tangan mungilnya saat suara itu keluar dari sana. Dia terkejut.

KesayanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang