4. Perjalanan menembus hutan

683 128 10
                                    

KEESOKAN harinya.

Minnie, Rosé, Minghao, Dokyeom, serta Mark yang saat ini kelaparan karena belum makan sama sekali sejak mereka masuk ke dalam dunia aneh ini, memutuskan untuk keluar dari gubuk tua tersebut untuk mencari makanan.

Mereka berlima terus berjalan bersamaan mengitari area hutan yang dipenuhi oleh kabut hitam tersebut. Saling menjaga satu sama lain agar tidak ada dari mereka yang ketinggalan ataupun tersesat di tengah hutan yang menyeramkan itu.

Sebagai petunjuk jalan agar mereka dapat kembali ke gubuk, Minghao; selaku yang memimpin teman-temannya, memberikan setiap tanda ke tiap batang pohon yang ada di sana; menggunakan sebuah batu lancip yang pemuda itu temukan di samping gubuk tempat mereka tinggal.

Dengan peralatan dan perlengkapan seadanya, mereka terus melewati hutan tersebut dengan perasaan was-was. Takut jika nantinya mereka akan bertemu dengan makhluk yang mengerikan atau manusia jahat yang akan melukai mereka semua.

"Kita udah berjalan jauh banget nggak sih?" Minnie yang melangkah di belakang Minghao memulai pembicaraan. Disebelahnya terdapat Rose yang mengalungkan tangannya ke sela-sela lengan Minnie.

"Nggak tahu." Balas Minghao, masih melanjutkan langkahnya; memimpin jalan.

"Gue udah capek banget." Rosé mengeluh. Lalu matanya melirik ke belakang di mana ada Dokyeom yang melangkah bersama dengan Mark. Dan Rosé sedikit merasa aneh dengan kondisi Dokyeom yang sedaritadi hanya diam, ditambah dengan wajahnya yang pucat.

"Dokyeom, lo nggak papa?"

Atas pertanyaan tersebut, Minghao dan juga Minnie langsung menghentikan langkah mereka. Mereka berdua lantas menoleh, melirik Dokyeom yang hanya memandang aneh mereka semua. Bahkan Mark yang berada di samping pemuda itu ikut memperhatikan wajah Dokyeom.

"Apa?"

"Lo sakit?" Tanya Minghao. Minnie mengangguk.

"Wajah lo pucat banget Dokyeom," Dia mendekati Dokyeom, yang otomatis tubuh Rosé ikut tertarik.

"Lo beneran nggak papa kan?"

Mark di posisinya hanya terdiam mendengarkan.

"Gue nggak papa." Balas Dokyeom, menatap mereka bergantian.

"Cuma agak lemes dikit doang, mungkin ini efek laper karena belum makan hehehe."

Mereka semua lantas menghela napas lega. Mereka pikir Dokyeom kenapa-kenapa.

"Terus ini kita mau ke mana lagi?" Mark bertanya. Melirik Minghao yang sedang melirik sekitar.

"Sedaritadi kita lewat, kita belum ada nemu satupun buah-buahan atau hewan yang dapat di makan."

Minghao menghela napasnya.

"Kita coba cari danau atau sungai di sekitaran sini." Tangannya kembali menyingkirkan setiap tanaman semak belukar yang menghalangi jalannya.

"Jadi selain dapat makan, kita juga bisa minum air dari sana."

Mereka semua mengangguk, lalu kembali berjalan dengan Minghao yang memimpin jalan.

"Terus nanti kita bakalan balik lagi ke gubuk tua itu setelah makan?" Tanya Rosé. Sekarang dia dan juga Minnie telah menyejajarkan langkahnya dengan Minghao.

"Sebelum kita nemu jalan keluar dari hutan ini, kita harus tetap tinggal di sana untuk sementara waktu."

Minnie dan Rosé terdiam.

"Terus kakak gue gimana?" Mark mendekat, membiarkan Dokyeom sendirian di belakang.

"Kalo kita masih tinggal di sana, tanpa ingin bergerak. Yang ada kita bakalan semakin lama terjebak di sini! Dan kakak gue..." Mark menjeda ucapannya.

VEILSTEAD KINGDOMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang