19. Kastil Margovia

464 102 9
                                    

SESUAI perkiraan, kapal yang di naikki oleh Lisa dan teman-temannya yang lain kini telah tiba di pinggiran muara di keesokkan harinya. Setelah kapal berukuran besar tersebut berhenti, Jaewon lebih dulu turun dari kapal. Di susul oleh Lisa, Mingyu, Jaehyun, Rosé, Minnie, Mark, Younghoon, Dokyeom, Taeyong, Eunwoo, Winwin, beserta Minghao setelahnya.

"Terus setelah ini kita mau lewat mana?" Tanya Minghao kepada Jaewon. Jaewon menatap pemuda itu.

"Ikuti saja jalanan setapak yang ada di depan kita." Jawabnya. Dan semua orang refleks menatap jalanan setapak yang Jaewon katakan.

Karena rata-rata di sekitaran mereka terdapat rerumputan yang amat tinggi menjulang, maka jadi hal yang mudah bagi mereka semua untuk melewati hutan tersebut dengan adanya jalanan setapak di hadapan mereka.

"Ini jalannya nggak muat buat dua orang elah, lo mundur dulu sana!!" Dan di sepanjang perjalanan, Dokyeom selalu berdebat dengan Eunwoo yang daritadi mencoba untuk melangkah di sampingnya.

"Ck, lo pikir ini jalan nenek moyang lo pake ngatur-ngatur segala!" Sinis Eunwoo, lantas mendorong tubuh pemuda itu hingga terjatuh ke atas semak belukar yang ada di samping mereka.

"EUNWOO BANGSAT!!" Karena semak belukar tersebut yang sangat tinggi, tubuh Dokyeom sampai tenggelam masuk ke dalamnya.

"HAHAHAHA." Lain dengan teman-teman mereka yang menghela napas karena pertengkaran kecil itu, sebaliknya Younghoon malah tertawa ngakak. Dia memukul punggung Winwin beberapa kali karena melihat Dokyeom yang kesusahan untuk keluar dari semak belukar tersebut.

"Ck, sakit bangsat!!" Winwin menoleh, menatap Younghoon dengan tatapan tajamnya. Dikira tubuhnya dinding apa yang bisa menjadi tempat pukulan bagi pemuda itu.

Mendapatkan tatapan yang teramat tajam itu, Younghoon menyengir. Lalu menunjukkan tanda perdamaian menggunakan jarinya.

"Lo liat Dokyeom jatuh tuh? Hahaha lucu banget kan?" Garing. Winwin hanya menatap pemuda itu dengan tatapan datarnya. Younghoon menggaruk tengkuknya.

"Tawa kek win." Gerutu Younghoon. Winwin memutar bola matanya, lantas kembali melanjutkan jalan. Younghoon mendecih, mengumpati pemuda itu dalam hati.

Untung temen.

Di posisi Dokyeom, pemuda itu masih berusaha untuk bangun. Sedangkan si pelaku yang mendorong Dokyeom sebelumnya; Eunwoo, hanya menatap pemuda itu dengan pandangan mengejeknya.

"Nggak bisa bangun kan lo? Kasihan." Ujarnya. Lalu tertawa bersama Mark. Lisa menghela napasnya melihat itu.

"Jangan gitu Eunwoo, entar nanti di dalam semak itu ada lintahnya Bagaimana?" Dia mengulurkan tangannya untuk membantu Dokyeom agar keluar dari semak-semak.

"Nanti yang ada Dokyeom dihisap lagi darahnya kayak kemarin." Sambung Lisa.

"Tau nih si Eunwoo." Minnie yang berada di depan Eunwoo menyahut dengan nada menghakimi.

Eunwoo merundukkan kepalanya mendengar itu. 

"Iya. Maaf." Ujar Eunwoo, lalu menatap Dokyeom yang memandangnya sinis. Dia memutar bola matanya dengan malas ketika melihat ekspresi yang temannya itu tampilkan.

"Kita musuhan Eunwoo!" Dengan bombastic side eyes-nya Dokyeom berbalik, melangkah lebih dulu dengan menyenggol lengan Winwin yang sedaritadi melangkah dalam tenang. Winwin menghela napasnya. Berusaha sabar.

"Ini masih lama nggak sih nyampenya?" Rosé yang berada di barisan depan menoleh, menatap Taeyong yang melangkah di belakangnya. Taeyong mendongak.

"Terus saja berjalan!" Rosé berdecak. Lantas kembali melangkah dengan ogah-ogahan.

VEILSTEAD KINGDOMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang