18. Wilayah tinggal naga

423 115 12
                                    

- Gambaran Pulau Timoretha -

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

- Gambaran Pulau Timoretha -

***

"GILA seh, nih pulau serem amat dah bentukannya." Gumam Dokyeom ketika matanya memperhatikan pulau yang ada di depannya.

"Kek pulau berhantu nggak sih?" Sahut Minnie. Dokyeom mengangguk. Mereka sebelumnya telah berbaikan, dan kini saling berdiri berdampingan di pembatas kapal.

Rosé bergidik ngeri. "Kalo beneran ada hantunya gimana tuh?"

"Lo bakalan di bawa ke dunia mereka, dan di jadikan santapan hahahaha!" Lisa yang mendekat ke arah mereka langsung saja menakuti Rosé. Rosé yang terkejut karena Lisa berbisik tepat di telinganya spontan berbalik, lalu memukul bahu Lisa yang kini tertawa jahat di tempatnya.

"Ck, Lis... Nggak lucu ah!"

Lisa masih tertawa, lantas mencubit pipi Rosé karena gemas dengan ekspresi gadis itu.

"Ututututu, atut yaaa. Sini-sini abang peluk~." Lalu menarik tubuh Rosé ke dalam pelukannya. Bersikap selayaknya pria romantis kepada pasangannya.

Rosé tertawa dalam pelukan itu. "Ck, dasar. Untung gue sayang sama lo!"

Lisa semakin mengeratkan pelukan.

Di saat Lisa dan Rosé masih asik peluk-pelukan, maka lain halnya dengan Mingyu yang kini berada di ruangan kendali kapal. Tubuh pemuda itu sudah pulih; begitupula dengan Seungcheol. Dan bersama Seungcheol dan Taeyong dia menghampiri posisi Jaewon dan Jaehyun yang ada di sana.

"Mingyu?" Ujar Jaehyun ketika melihat keberadaan pemuda itu. Mingyu tersenyum tipis. Menepuk bahu temannya Lisa itu beberapa kali.

"Jaewon, coba kau putar arah kapal ke arah muara yang ada di sisi kanan pulau." Ucap Mingyu kepada Jaewon.

Jaewon menatap Mingyu.

"Kenapa kita harus lewat sana?"

"Karena untuk mempercepat waktu." Taeyong yang menjawab pertanyaan Jaewon. Jaewon kini menatap pemuda itu.

"Tempat yang akan kita tuju berada tepat di ujung muara yang berada di dalam pulau, jadi alangkah lebih baik kita langsung menggunakan kapal untuk datang ke sana."

"Ah, ya... Benar juga." Jaewon mengangguk-anggukan kepalanya. Jika mereka turun tepat di depan pulau, maka akan memakan waktu lebih lama untuk tiba di tempat yang di sebut sebagai jalan pintas untuk menuju ke istana Veilstead. Terlebih jarak untuk sampai ke sana cukup jauh jika mereka berjalan kaki.

Jaewon pun mulai mengubah arah lajuan kapal untuk melintasi muara yang berada di arah kanan pulau Timoretha.

Pulau yang terlihat selayaknya pulau mati itu sebenarnya menyimpan banyak keindahan di dalamnya. Banyak beragam pepohonan cantik nan tinggi yang tumbuh di sekitaran pulau, disertai muara yang membentang di tengah-tengah pulau. Namun hanya saja, semua kecantikan dan keindahannya tertutupi karena keseluruhan wilayahnya yang tertutupi oleh kabut hitam nan mencekam.

VEILSTEAD KINGDOMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang