Hujan 🌷

97 10 3
                                    

"Aku harap kita dipertemukan bukan untuk mengagumi dalam diam, tapi untuk saling mengenal lebih dalam."

~Devano Gevran Arganta~

°°°✨🤍°°°

Bel pulang sekolah sudah berbunyi, dari sepuluh menit yang lalu, namun masih banyak murid-murid yang belum pulang ke rumahnya, di karenakan hujan yang turun cukup deras, tak jarang juga ada yang menerobos hujan untuk bisa cepat pulang ke rumahnya, contohnya para teman-temannya Aysana yang menerobos hujan, sedangkan Aysana memilih untuk menunggu di koridor sekolah, sampai hujan mereda.

"Sya, Lo yakin mau nunggu sampai hujan reda?," tanya Ririn untuk yang keberapa kalinya.

"Iya, males gw yang mau hujan-hujanan," jawab Aysana.

"Yaudah, kalo ada apa-apa hubungi kita ya," ucap Sela.

"Gampang kalo itu mah, cepetan sana kalo kalian mau pulang, keburu hujannya tambah deras," jawab Aysana.

"Yaudah, kita duluan ya Sya," pamit Ririn.

"Yoi, hati-hati Lo pada," jawab Aysana.

Setelah kepergian kedua sahabatnya, kini Aysana hanya duduk sendirian di bangku yang memang berada di depan kelasnya.

"Gabut banget gw, cuma duduk sambil ngeliatin hujan, mau main hp, gak di bolehin sama umi, kalo lagi hujan, takut kenak petir katanya, kalo gw langgar nasehat umi, yang ada nanti gw kenak petir beneran, amit-amit," ucap Aysana berbicara sendiri.

Aysana pun hanya diam saja, sambil melihat murid-murid yang bermain hujan, tapi lama kelamaan dia mulai merasa ngantuk, akhirnya Aysana pun tertidur dengan posisi yang masih terduduk di bangku depan kelas, sampai teriakan beberapa murid membuatnya langsung terbangun dari tidurnya.

"SYA AWAS," teriakan beberapa murid yang melihat anak panah melaju cepat ke arah Aysana.

Aysana yang masih kaget pun hanya terdiam sambil memejamkan matanya, hingga dia merasa tubuhnya di tarik oleh seseorang, lalu orang itu memeluk tubuhnya.

"Lo gak papa?," tanya Gevran, orang yang sudah menarik tubuh Aysana ke dalam pelukannya.

Aysana pun tersadar dari keterkejutannya, dengan reflek, Aysana pun mendongakkan kepalanya sampai membuat hidung mancung Gevran langsung bersentuhan dengan hidung Aysana yang tidak begitu mancung.

☺️

Keduanya sama-sama terdiam, sambil saling menatap satu sama lain, jantung keduanya sama-sama berdetak lebih cepat dari biasanya, lama mereka di posisi seperti itu, sampai suara kamera menyadarkan mereka berdua.

Cekrek

"Cakep, ayok sekarang ganti gaya," ucap Geandra tanpa rasa bersalah sama sekali.

"Astagfirullah," ucap Aysana lirih, Aysana pun langsung menjauhkan badannya dari Gevran, sedangkan Gevran menatap datar ke arah Geandra yang hanya di balas cengiran oleh sang empu.

"Ekhem," dehem Aysana menghilangkan rasa canggung nya "thanks ya es kutub," ucap Aysana pada Gevran.

"Hm," jawab Gevran.

Cinta dan takdirnya.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang