Haloo, Assalamualaikum.....
"BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM"
SELAMAT MEMBACA...💙
🍃🍃🍃
Kesalahpahaman menghancurkan kepercayaan, dan mendatangkan kekecewaan apabila di hiraukan....
_prlni_☁️☁️☁️
"Ayah perlu bicara nak." Ucap Ayah kemudian.
"Yunda sedang tidak ingin mendengarkan penjelasan apapun dari Ayah, dan Yunda harap Ayah mengerti." Aku akhirnya menutup pintu tanpa menghiraukan reaksi Ayah.
Jika setelah ini aku akan di cap sebagai anak yang durhaka, sepertinya aku sudah tak perduli lagi. Aku sudah memberi maaf pada Ayah, namun untuk berada di dekatnya, atau hanya sekedar mengobrol dengan nya, aku tak bisa.
Logika ku memaksa untuk menjauh darinya.
"Itu siapa Yun?" Mazaya menghampiri ku.
"Ayah datang May, tapi gue nggak bisa ketemu dia."
Mazaya mengintip di balik jendela. Ayah masih berdiri di depan pintu, menatap penuh harap pintu tersebut akan ku buka kembali.
"Yunda jangan keras kepala, nggak kasihan sama Ayah kamu? Beliau ingin menjelaskan sesuatu Yun, kasih beliau kesempatan."
"Apapun yang akan Ayah jelaskan, nggak bisa merubah keadaan, nggak bisa buat gue kembali sama keluarga itu. Gue udah nggak bisa May, gue memutuskan untuk hidup sendiri, tanpa keluarga."
Mazaya menggeleng, ia tak habis dengan jalan pikirku.
Hati ku seolah di penuhi oleh kabut hitam, tak dapat di tembus siapapun, termasuk Ayah kandung ku sendiri.
"Aku nggak habis pikir Yun, Yunda yang ku kenal nggak kayak gini, Keras hatinya. Apa susahnya hanya mendengar kan penjelasan beliau, setelah itu terserah kamu mau berbuat apa, aku nggak akan ikut campur lagi. Jangan sampai di kemudian hari, kamu menyesal. Istighfar Yun, Istighfar, jangan biarkan syetan menguasai kamu."
Aku hanya terdiam, Mazaya menatapku intens.
"Sekali saja ya?" Ucapnya, seraya menyentuh pelan pundak ku."Oke, sekali aja." Ucap ku kemudian.
Pintu utama kembali ku buka, menampilkan Ayah yang masih berdiri di depan pintu. Melihatku, Ayah langsung mendekat, memeluk ku sangat erat. Aku sempat kaget, namun ku biarkan saja Ayah melakukan hal tersebut.
"Putri ku." Ucapnya dalam pelukan.
Sudah bertahun-tahun lamanya, baru kali ini kembali ku rasakan pelukan hangat seorang Ayah. Aku dapat merasakan Ayah menangis, tetapi hati ku masih belum tersentuh.
"Maafkan Ayah, maafkan Ayah nak, Ayah tidak bisa memberikan kamu kebahagian, Ayah tidak becus menjadi seorang Ayah." Ayah kembali berujar.
Pelukan Ayah sama sekali tak ku balas. Hingga aku memaksa diriku terlepas dari pelukan Ayah.
"Apa yang ingin Ayah jelaskan? Jelaskan sekarang Yunda masih banyak urusan."Ucapku, kemudian beralih ke kursi yang ada di depan kontrakan ku. Ayah mengikuti ku, ia pun juga mulai menduduki kursi di sebelah ku.
"Tentang kesalahpahaman di antara keluarga kita."
Meskipun aku tak terlalu tertarik, namun akan tetap ku dengarkan cerita dari sisi Ayah, yang selama ini faktanya memang hanya aku yang menduga duga.
POV Permana (Ayah Ayunda)
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit dan Kenangannya
Narrativa generaleMengagumi seseorang secara diam diam adalah hal yang sangat menyakitkan dan membahagiakan di satu waktu yang sama. Sakit karena harus mampu menerima risiko bahwasanya seseorang yang kita kagumi sewaktu waktu akan menikahi perempuan lain, lalu menyen...