Kain Hitam

720 51 0
                                    

"Shani Natio?!"

Shani dari tadi masih fokus ke depan membawa beberapa buku di pelukan nya, setia mendampingi Gracia berjalan di samping nya tanpa kehilangan senyum dari wajah nya. Ketika Gracia memanggil nama nya dengan nama marga keluarga nya, Shani menoleh dan semakin melebarkan senyum nya.

"Ya..? Gracia Harlan?"

Perlahan senyuman terkembang di wajah Gracia, sebenarnya dia berusaha menahan rasa salting nya. Ingin sekali rasanya ia memeluk Shani saat ini juga, tapi takut saja jika itu membuat nya tidak nyaman. Padahal sebenernya gengsi.

"Kamu ga kangen aku?" Tanya Shani sembari menghentikan langkah nya dan menghadap Gracia.

"Ehmm" hanya terdengar gumaman dari Gracia.

Tampaknya ia sudah tak tahan lagi, setelah beberapa saat langsung lah Gracia memeluk Shani dan membuat nya sedikit terkejut. Walau begitu, Shani tetap membalas pelukan itu tak kalah gemas. Memang gemesh kan?

"Kangen..." Gumam Gracia dalam pelukan nya.

Tidak bisa, ini terlalu menggemaskan bagi Shani. Shani segera melepas pelukan nya dan mencubit gemas hidung Gracia. Ini terlalu gumush in juga buat author nyaaa.

"Ihh, gumush banget sih... Ternyata kamu ga berubah ya?"

"Ga berubah apa nya?" Tanya Gracia dengan wajah polos nya itu.

Shani terkekeh, "bayik nya..." Jawab Shani enteng se-enteng dosa bayik.

"Ooo" jawab Gracia membulatkan mulut nya. Membulatkan mulut ya.. bukan mata.

~|•|~


~•|•~

"Ee.. Bu! Saya izin ke toilet bentar ya!" Izin Zee menghampiri guru nya.

"Ya sudah tapi jangan lama lho!" Ucap guru itu mengizinkan.

"Iya Bu!" Sahut nya sebelum akhirnya berhasil keluar dari ruangan kelas itu.

Sementara itu..

"Haiss, mana sih?" Keluh Christy yang kini tengah mencari sesuatu dalam tas nya. Entah mencari apa, mungkin batu untuk di lempar ke guru di depan kelas?

"Nah, ketemu!" Ucap nya setelah berhasil menemukan apa yang dia butuhkan.

"Bu, izin ke toilet ya!" Izin Christy yang langsung menyelonong gitu aja.

Di toilet~~

"Haduhhh, gimana nih.. gue ga pake dasi. Bentar lagi di cek" keluh Zee sambil ber-setrika. Maksud nya mondar-mandir...

"Apa gue gunting aja ya ni rok?" Ucap Zee sejenak.

"Ahh, enggak-enggak! Yang ada ni rok makin pendek nanti" geleng-geleng lalu menunjuk rok.

"Kemaren aja rok gue guntingin buat iket kepala, langsung di omelin mamak" ucap nya berkacak pinggang sekarang.

"Kalo gue gunting ni rok, yang ada gue kena omel lagi"

"Makin pendek dah tu rok.. Mending ga usah pake sekalian" ucap Zee dengan tatapan malas. Gatau, kayaknya dia ribut sendiri.

Memang, seragam di FoGht High School ini berlapis kan rok pendek selutut yang berwarna hitam.

Entah dari mana tiba-tiba Christy muncul dan mengagetkan Zee.

"Allahuma!!" Untung bukan kata mutiara yang keluar dari mulut Zee.

"Astagfirullah-- eh? Salah ya?" Ucap Christy yang kebingungan sendiri.

"Lo ngapain disini?" Tanya Zee pura-pura tenang.

"Lah, kamu ngapain disini? Bukannya tadi di kelas?" Tanya balik Christy dengan muka polos.

"Pala mu di kelas.." jawab Zee memalingkan wajah.

"Pala ku??" Ucap Christy yang kini kembali blah bloh.

"Dah dah, sekarang gue nanya serius. Lo ngapain kesini?"

"eee.. aku mau.." jawab Christy ragu karena ia tiba-tiba hilang ingatan.

Sementara tangan nya yang memegang sebuah kain panjang berwarna hitam,  tertangkap oleh netra Zee.

"Tu apaan?" Tanya Zee sambil menunjuk kain hitam.

"ini kain hitam" jawab Christy mantap.

"Oo, buat?"

"Buat... buat apa ya?"

"Kalo ga butuh, sini buat aku aja" ucap Zee merebut kain itu dari tangan Christy.

"Ehh, jangan! Aku mau buat sabuk itu!"

"Ohh, tu kan bener kamu ga lengkap atribut nya" goda Zee.

"Kamu juga kan? Tu liat ga pake dasi begitu.."

Zee nampak sibuk berpikir sambil melihat kain hitam yang menggantung di genggaman nya.

"Aha! ee.. siapa nama kamu tadi?"

"Christy?"

"Aiya, Christy!" Ucap Zee baru teringat dan segera membisikkan sesuatu ke Christy.

"Gimana kalo kain nya kita bagi dua? Yang satu buat sabuk kamu. Yang satu lagi buat dasi ku?" Tanya Zee bisik-bisik pada Christy.

"Hah?"

"Iya" jawab Zee mengangguk mantap.

~|••|~


~•|•~

"Apa kabar Jogja?"

"Aku ga begitu tau keadaan nya sekarang sih, tapi mungkin masih sama kayak dulu"

Gracia hanya mengangguk menanggapi.

"I never expected this"

"Me too"

"Setelah sekian lama kan? Jujur aku masih sering ke inget kamu"

"Sama Gee. Aku selalu berharap kalo aku bisa nemuin kamu lagi"

"And now?"

"Ya"

Kini mereka termenung, ingatan itu terputar kembali, kenangan yang mereka simpan erat-erat dalam memori nya. Mari mendongeng...

~•|•|•~






































|~•~|

Halo, sebenernya cp ini pjg jdi ku bagi aja hehe :)
Jadi dongeng nya next cp ya ^^
Tapi next cp bakal lumayan kok..

sorri guys up ny lama, semalem draf cerita ku ilang :(

Vote! Komen!
Zee you!! ><

GreShan-ZoyToyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang