20.Kakek dan nenek

7.5K 526 13
                                    

.
.
.

"Bersiaplah ini tidak akan sakit"

Dor!

Seno memejamkan matanya erat namun ntahlah ia tak merasakan apapun. Setelahnya ia membuka mata nya dan melihat pria itu menyeringai karena menembak tak tepat sasaran.

"Aku ingin membunuhmu di depan Daddy mu jadi berdoa lah nak agar kau tetap selamat" setelah mengatakan itu ia pergi dari ruangan itu menyisakan Seno yang masih menetralkan detak jantungnya karena suara tembakan itu sangat dekat dan nyaring sampai sampai telinga nya berdengung.

Seno mencoba membuka tali yang melilit tubuhnya sampai suara seseorang mengalihkan atensinya.
"Altha..." Seno langsung melihat ke arah asal suara Seno langsung menitihkan air matanya melihat sang kakek berjalan ke arahnya membuka tali tali yang melilit tubuhnya.

"Don't be afraid, Grandpa, everything will be fine, hmm" lembut Orlando memeluk sang cucu mengelus punggung sempit itu teratur.

Sedangkan Seno hanya menangis kecil karena takut dan trauma karena baru pertama kalinya ia di posisi ini terlebih ia tak pernah memegang senjata, pisau dapur saja ia tak pernah sekalipun memegangnya karena memang sang mommy yang melarang karena takut Seno akan terluka dan membahayakan bagi Seno, begitupun dengan keluarganya yang lain yang begitu posesif kepadanya.

"Kakek ayo pulang" Seno sesenggukan.

"Iyaa iyaa ayo kita pulang berhenti menangis hmm" Orlando mengangkat tubuh Seno kecil untung di gendong di belakang berjalan mengendap ngendap melalui balkon ruangan itu karena tau bahwasanya di balik pintu ruangan itu ada dua orang penjaga.

"Kakek tinggi hiks takut... jangan"

"Sttt jangan takut baby pejamkan matamu okke jangan membuka matamu sebelum kakek mengijinkan mengerti" ujarnya mencoba menenangkan Seno, Seno tak menjawab ia langsung melaksanakan apa yang di katakan oleh sang kakek.

Brek

"Hahhhhh" Orlando menghela nafas lega karena bisa turun tanpa hambatan namun sepertinya ia salah karena salah satu anak buah orang asing yang menculik Seno melihatnya dan mengejar mereka.

Orlando langsung berlari dengan cepat sembari berlindung dan menghindar dari serangan serangan yang anak buah pria asing itu.

"Heyy jangan lari kau!!"

Dor

Dor!!

Dor

Orlando langsung mengubah gendongan sang cucu menjadi gendongan koala ia hanya takut Seno akan tertembak nanti.

Dor

Shitt

"Shhhh" Orlando bersembunyi sembari melihat luka tembak di tangan kirinya.

"Kakek hiks kakek berdarah hiks kakek" Seno lirih

"Ssstttt jangan menangis baby dada mu bisa sesak nanti tenang saja okke kakek baik baik saja bantuan juga akan segera datang"senyum lembut Orlando

Orlando melepaskan kalung yang berada di lehernya lalu memasangkannya pada sang cucu dan

Cup

"Seno akan menjadi penerus kakek jadi ini adalah hadiah yang kakek berikan untuk Seno jaga nenek dan yang lain okke .... Selamat ulangtahun cucu mungilnya kakek" Orlando lembut mengusap air mata sang cucu.

"Kenapa kakek bicara seperti itu" Seno mencoba menahan tangis.

Cup

Cup

Baby Mahesa (Terbit)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang