36.Rencana

3.2K 386 13
                                    

Cek satu hello semuanyaa....part kali ini aga panjang semoga ngga bosen yup

Nanti ada info di bawah okek gays

.














.
.
.

Klik

Suara pintu ruangan terbuka menampakan seorang berjas formal dengan seorang bocah mungil di gendongan nya.

"Sayang" ucapnya lembut sembari menatap sendu sang istri dan tubuh sang anak yang masih terbaring lemah di ranjang pesakitannya.

Itu Arthur yang tengah menggendong baby Hesa mendekat ke arah sang istri yang sepertinya tak mendengar panggilan nya.

"Omy...hiks"

Selena langsung tersentak mendengar tangisan bocah mungil kesayangan nya lalu menoleh dan mendapati bungsunya yang sudah merentangkan kedua tangan mungilnya ke arahnya.

"Sayang cup cup kenapa bangun hmmm baru tidur sebentar tadi" Ucap Selana sembari mengangkat baby Hesa ke gendongan koalanya menimang sang bayi agar tenang.

"Tadi baby terbangun mencarimu honey"ucap Arthur sembari mengelus Surai anak sulungnya yang masih betah memejamkan matanya seakan tangisan baby Hesa tak menganggu nya sama sekali.

"Maaf ya sayang tadi mommy sedang menjaga Abang jangan menangis lagi okke mommy sudah di sini hmm" Selena duduk kembali di kursi samping brangkar sang sulung mulai menyusui baby Hesa yang kini tengah rewel karena tidurnya yang tidak cukup.

"Bagaimana tadi saat pemeriksaan?" Tanya Arthur memecah keheningan dengan terus mengelus Surai sulungnya lembut.

"Tak ada perubahan, kesadaran Astra masih hilang timbul meskipun cedera di kepalanya sudah mulai membaik" tutur Selena mengingat kembali kata kata dokter kepercayaan Nevalion yang memeriksa kondisi Astra beberapa saat lalu sebelum sang suami datang ke ruangan steril milik sang putra,

Astra sudah tak menempati ruang ICU ia sudah di pindahkan dua hari lalu karena kondisinya yang sudah mulai membaik meskipun tak di pungkiri bahwa kondisi Astra masih lemah karena bisa turun kapan saja oleh karena itu Astra di pindahkan ke ruang steril dengan penjagaan ketat,

karena beberapa waktu lalu saja mereka hampir kecolongan saat tak ada yang menemani Astra, tiba tiba tubuh Astra kejang hebat untungnya Rose datang tepat pada waktunya karena ia memang akan menjenguk, sekalian menjaga sang cucu namun alangkah terkejutnya ia saat mendapati kondisi cucunya yang seperti itu.

Semenjak kejadian itu mereka akhirnya tak membiarkan Astra seorang diri terus di awasi ntah itu dalam kamera pengawas atau para anggota keluarga yang bergantian menjaga sang sulung.

Arthur tak menjawab ia sudah bisa menebak jawaban sang istri. Namun tiba tiba suara lirih milik Astra terdengar oleh gendang telinga milik kedua orang tuanya.

"Mika..." Suara itu seperti bisikan saking kecilnya namun karena kamar yang kedap suara membuat suara lirih Astra masih terdengar jelas di telinga mereka.

Arthur mendekatkan wajahnya pada telinga sang anak "Astra ingin menemuinya kan nak,jadi buka lah matamu kami semua menunggumu"ucap Arthur lirih. Sedangkan Selena hanya bisa terdiam dengan sorot mata yang sudah berkaca kaca menatap sang anak.

Semenjak selang ventilator yang menyumpal mulut sang sulung di lepas dan di gantikan dengan masker oksigen Astra sewaktu waktu akan menggumamkan nama Mika namun tak membuatnya membuka mata, Astra masih betah memejamkan matanya sampai saat ini.

Dokter masih belum bisa memprediksi apa yang terjadi di alam bawah sadar Astra namun usulan yang di ajukan adalah membawa dan mempertemukan nya dengan orang yang Astra sering sebut dalam tidurnya.

Baby Mahesa (Terbit)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang