25.Aban cakit?

8.5K 659 36
                                    

.
.
.

Tuk

Tuk

Tuk

Suara langkah kaki sepatu pentopel mengalihkan perhatian seorang wanita paruh baya yang tengah duduk bersantai sambil membaca majalah dengan coklat panas yang menemaninya.

"Mi aku pulang" itu Arthur

"Ucapkan salam setidaknya" sahut sang mami Rose

"Iyaa aku sudah salam tadi di pintu utama ouh iyah di mana baby kenapa sepi sekali?"

"Ada di kamar Seno" Rose dengan tak mengalihkan perhatian nya sedikit pun karena sedang fokus membaca majalah limited edition yang baru saja datang setelah hampir dua bulan ia memesannya.

Arthur menyerngit heran
"Seno?dia bolos lagi?"

"Seno sakit makanya pulang tadi juga dia malah sempat sempatnya hujan hujanan saat pulang" Rose sedikit mengadu bukan apa masalah jika tak di beritahu kepada Arthur Seno akan terus mengulang hal yang sama sebelum sang Daddy menasehatinya nanti.

Hahhhhhh "bocah itu memang.... Ya sudah aku akan pergi ke kamar Seno dulu" Arthur langsung pergi setelah sang mami mengangguk.

.
.
.

Nit

Nit

Nit

Ceklek

Arthur berjalan menuju kasur king size milik Seno, senyuman terbit di wajahnya melihat orang orang terkasih nya saling memeluk dan menghangatkan satu sama lain.

Arthur berjalan duduk di sisi kasur dekat sang istri yang tengah tertidur pulas dengan memeluk pinggang Seno dengan baby Hesa yang memeluk tubuh sang Abang dengan mulut mungil nya yang tersumpal pacifier.

Cup

Cup

Cup

"Eunghh mas sudah pulang" Selena mengerjapkan matanya lalu mengubah posisinya menjadi duduk.

"Aku pulang....maaf terlambat satu jam ada masalah di kantor" Arthur sambil mencium tangan sang istri lembut.

Selena tersenyum hangat
"Tidak apa mas tadi aku menelpon karena baby menangis mencarimu tapi sekarang lihat dia tengah tertidur" ucap Selena

"Hmmm baiklah tadi ku dengar Seno sakit terus hujan hujanan"

"Iyaa tadi saat pulang Seno malah hujan hujanan padahal tubuhnya sudah demam" selena sambil mengecek suhu tubuh Seno lalu pada baby Hesa.

"Bagaimana sudah turun?" Arthur

"Baby sudah turun tapi suhu tubuh Seno naik mas" Selena khawatir

"Jangan khawatir aku akan menelpon dokter kalau begitu" Arthur, Selena mengangguk faham.

"Aku akan memindahkan baby" Selena langsung mengangkat tubuh mungil hesa ke gendongan bayinya hati hati karena takut sang bayi terbangun dan berujung menangis nantinya. Lalu pergi dari kamar Seno menuju kamar baby Hesa.

"Pasti kau sudah tau kan jika aku menelpon berarti aku sedang membutuhkanmu sekarang" Arthur dengan seseorang di balik telpon miliknya.

"Ingat 10 menit harus sudah berada di mansion ku" lanjutnya lagi.

Tut

Arthur langsung memutuskan sepihak setelah menelpon nomor dokter pribadi keluarga NEVALION.
Setelahnya kembali ke arah Seno yang tengah meringkuk di bawah selimut. Arthur berjalan ikut berbaring di sebelah Seno setelah membuka jas kantor dan dasinya, memeluk Seno dan mengelus punggung putra ketiganya lembut. Seno merespon menduselkan wajahnya pada dada bidang sang Daddy itu membuat Arthur terkekeh

Baby Mahesa (Terbit)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang