22.Perusuh

8.6K 557 21
                                    

.
.
.

"Uwahhh heca naik kapal hihi....my iat ada ikan na becal cekali banak Agi" pekik seorang bocah yang tengah berdiri di pangkuan sang ayah di kapal pesiar yang menyajikan nuansa lautan yang begitu indah dan jangan lupakan para penghuni laut yang berenang melewati kapal mereka.

Itu baby heca dan kedua orang tuanya, Dan yah setelah melakukan makan siang mereka segera menaiki kapal pesiar karena awan yang lumayan mendung mereka hanya takut terjadi badai jika di tunda terlalu lama.

"Itu bukan ikan sayang itu lumba lumba" tutur Selena mengusap Surai hesa lembut kerana sekarang posisi hesa tengah berdiri di lipatan paha daddynya.

"Ugh ikan itu ikan omy bica belenang iat" hesa memiringkan kepalanya ke samping menatap polos sang mommy.

Cup

"Itu namanya mamalia laut sayang bedanya dengan ikan mamalia bernafas dengan insang beda dengan mamalia yang bernafas menggunakan paru-paru nya" Arthur memberikan pengertian

"Ugh" hesa mengerutkan keningnya bingung sambil berfikir

Selena dan Arthur tertawa kecil di buatnya.
"Nanti kalau sudah besar baby pasti mengerti hmm" Selena lembut.

"Iya omy anti heca akan tumbuh becal cepelti Aban ceno dan Puna otot na lebih becal dari Aban pokona " hesa menggebu itu membuat kedua orang dewasa di sana terkekeh geli.

"Omy Ainan heca ana Omy?" Tanya baby heca

"Ada...baby ingin bermain hmm?"

"Iyaa Omy au cemuana Ainan heca"

"Baiklah Mommy ambil dulu ya sayang tunggu di sini sama Daddy hmm" Selena segera beranjak dari duduknya untuk mengambil mainan. Jika ada yang bertanya kenapa tidak bodyguard saja jawabannya karena bodyguard ada di lantai dasar kapal pesiar karena lantai dua hanya di khususkan untuk seluruh anggota keluarga saja. Tanpa terkecuali.

"Dydy dino ana Dydy dino aut na ana kata Aban ada dino aut" heca celingak celingukan melihat ke arah luat dan menunduk yang hanya menampakan birunya air laut.

"Telus dino Puna lumah nda Dydy?" Belum sempat Arthur membalas baby heca kembali bertanya.

Cup

"Baby tanyakan saja pada Abang Alan atau Abang Seno pasti mereka tau di mana dino dan rumahnya juga hmm" random Arthur ia tak tau harus berbicara apa karena mana ada kan dino di dunia ini karena mereka sudah punah ratusan ribu tahun lalu.

"Ugh ada,benelan ada lumahna Dydy dino unya lumah lumahna cepelti apa Dydy?" Hesa polos. Arthur yang kepalang gemas pun mengecup pipi tumpah hesa betubi tubi.

Cup

Cup

Cup

"Ntah Dydy juga tidak tau nanti baby tanyakan saja pada Abang okke" Arthur seadanya.

"Otee Dydy"

"Baby ini mainanya sayang" Selena berjalan dengan membawa tas berisi mainan mainan baby heca.

"Dydy tulun Dydy heca au di bawah heca au di bawah ainannya"

"Iyaa iya sayang tapi tunggu dulu hmm Daddy panggil om Rex dulu untuk mengambil karpet itu kotor sayang" Arthur mengambil handphone miliknya dan

"Rex bawa karpet bulu ke lantai dua tempatku" Arthur to the poin langsung mematikan panggilan sepihak

Tut

"Tunggu sebentar hmm" Arthur mengecup pipi gembul itu gemas.

Setelah beberapa saat
"Permisi tuan... ini karpet yang anda minta" Rex membungkuk hormat.dengan karpet di tangan kanannya.

Baby Mahesa (Terbit)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang