Steven berjalan dengan lemas di lorong sekolah, sebentar lagi bell pulang akan berbunyi tapi ia habis membolos dan malas untuk masuk kelas karena kejadian tadi.
Sungguh moodnya sangat rusak hari ini, benar-benar rusak karena vidio itu dan guru jelek tadi, niatnya ingin langsung pulang saja tapi ia harus menunggu Galaksi pulang.
"Eehh.. Jadi ini sihh anak haram" ucap segerombolan siswa
"Kalau gue jadi dia, bakalan pilih mati aja biar gak jadi beban ibu nya"
"Betul itu, apalagi ibunya yang mau ngakuin dia anaknya haha"
"Shutt.. Jangan gitu, walaupun anak haram tapi bapaknya kaya raya"
"Tapi gue bakalan malu sihh walaupun bapaknya kaya raya"
"Bener sihh"
Yang saat ini Steven lakukan hanya bisa diam, yang di katakan mereka memang benar, dia adalah anak haram dan ibunya tidak mengakui dirinya sebagai anaknya.
Dulu ia sering membully siswa maupun siswi di sini, tapi sekarang kebalikan nya dan ia yang sekarang di bully habis-habisan, tapi dia tidak pernah membully dengan menghina.
Memang Steven membully tapi ia tidak pernah main mulut atau main tangan, dia hanya meminta sebagai uang dari mereka dan hanya menakut-nakuti, itu menjengkelkan.
Tapi kenapa balasan mereka sangat menyakitkan? Dan ia di anggap seperti sampah masyarakat yang tidak di pedulikan, di hina, dan di sakiti seperti hewan.
"Oh ya, dulu lo kan sering mintain uang siswa dan siswi di sini kan? Nihh gue kasih"
Salah satu siswa itu menghambur kan beberapa lembar uang ke hadapan Steven, dan yang lainnya tertawa remeh dan memekakan telinga, hingga bell pulang sekolah.
Mereka memilih pergi dari tempat ini sebelum hal yang tidak mereka ingin kan terjadi, bisa saja Galaksi ataupun Kenzo melihat ini maka mereka akan di keluarkan dari sekolah ini.
"Steven ternyata kau di sini" ucap Galaksi sambil tersenyum senang
"Iya, apakah sudah selesai?" Tanya Steven berusaha tersenyum
"Tentu, apakah kau sudah menunggu ku lama?"
"Iya"
"Baiklah ayo pulang, papa sudah menunggu kita di depan"
"Ayo"
...
Di gelap malam yang sepi, terlihat ada seorang remaja yang tengah duduk di dahapan sebuah danau yang begitu besar, danau itu terlihat berkilau karena pantulan cahaya bulan.
Steven terdiam seperti patung sedari tadi, entahlah ia tidak tahu harus melakukan apa, ia ingin menangis tapi tidak bisa jadi ia harus bagaimana? Jadinya ia diam saja.
Ini sudah jam 10 malam, bayangkan saja Steven berada di danau ini jam 10 malam, sendirian tidak ada siapapun apalagi dia diam seperti patung, sangat menyeramkan.
Pasti sekarang Gerald ataupun Rive dan yang lainnya mencarinya, apalagi dia sudah pergi dari jam 4 sore dan tidak memberitahu siapa-siapa saat dirinya pergi.
Tiba-tiba saja ada hal yang mengejut kan terjadi, di mana air danau yang tiba-tiba saja mengeluarkan cahaya dari dalamnya, Steven lagi-lagi hanya diam sambil menatap danau itu.
Sebuah sosok perempuan berwajah cantik dengan kepala yang di hiasi sebuah mahkota dari emas muncul dan mendekati Steven yang sedari tadi terdiam.
Steven menatap ke arah perempuan cantik tersebut, wajahnya sangat mirip dengan wajah Liana, ibunya yang tidak mengakui kalau dirinya adalah anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My name is Steven
Teen FictionSteven Liana, Seorang siswa badboy dan suka banget bully anak sekolah lainnya, hingga pada suatu hari ia mendapatkan karmanya karena membully seorang siswa yang ternyata adalah anak seorang mafia. Dan yang paling gila nya adalah mereka mengingin ka...