"Ini minumannya, silahkan menikmati" ucap Steven ramah sambil meletakkan minuman salah satu pengunjung
"Terimakasih"
"Sama-sama tuan"
Setelah pekerjaan nya selesai Steven langsung saja beristirahat di ruangan yang dekat dari dapur caffe sesekali ngadem, di sana juga ada Dani yang lagi ngecek keperluan cafe.
"Udah selesai kerjanya?" Tanya Dani sambil sedikit melirik Steven
"Belum sihh, masih ada Nike sama Mike di depan dan cafe gak terlalu ramai jadi gue istirahat bentar"
"Ada aja alasannya"
"Dihh.. Emang kenyataan nya gitu, di luar juga panas"
"Bukannya kau bekerja di dalam cafe ya? Kok panas?" Tanya Dani bingung
"Kan cafe nya di batesin sama kaca di depannya, jadi cahaya panasnya masuk ngerti gak sihh?" Jelas Steven kesal
"Haha.. Iya jangan marah gitu dongg, oh ya nanti aku minta tolong boleh gak?"
"Minta tolong apaan?"
"Nganterin pesenan orang, lumayan jauh sih tapi kamu bisa naik motor sekali-kali ama lihat pemandangan gimana?"
"Gak dehh makasih, di luar panas banget tahu gak"
"Iya tahu, aslinya aku yang harus mengantarkan nya tapi aku belum mengecek keuangan minggu ini, jadi aku minta tolong banget"
"Kan bisa nyuruh Nike atau Mike"
"Nike sama Mike ada pekerjaan lain, cuman kamu aja yang free hari ini nanti aku kasih uang dehh.. Mau gak?" Tawar Dani
"Berapa uangnya?" Tanya Steven yang tergiur dengan tawaran Dani
"100k mungkin, tapi lumayan lah bisa buat kamu jajan sehari"
"Oke dehh"
"Nahh gitu dongg dari awal. Nanti minta pesenan nya di Lana ya sekalian minta alamatnya"
"Hmm"
Dengan kesal Steven keluar dari ruangan itu untuk menuju ke dapur dan mengambil pesanan serta alamat di Lana, aslinya Steven males keluar tapi ini demi uang, ya terpaksa.
...
"Anjirr lahh, gede banget nihh rumah atau jangan-jangan ini istana ya?" Kagum Steven saat melihat sebuah rumah yang besar dan mewah
"Kalau di lihat nihh rumah kayak punyanya tuan Rive, tapi bedanya dari segi arsitektur dan kayaknya masih besar rumah tuan Rive dehh"
Rumah ini memang besar, luas dan mewah tapi Steven baru ingat kalau rumah milik Rive jauh lebih besar, luas dan mewah karena Steven belum melihat semunya sisi rumah Rive.
"Tapi ini gimana anjirr ngasih pesannya? Orang gak ada bell di sini, kalau gue teriak bisa putus nihh pita suara"
"Masak rumah segede gaban gak punya bell, padahal bell rumah kan murah ck percuma"
"Ada keperluan apa ya anda di sini?" Tanya seorang pria berbadan kekar dan memakai pakaian serba hitam
"Ehh om ganteng, aku mau nganterin pesanan rumah orang ini tapi gak tahu cara manggilnya karena gak ada bell nya" jelas Steven
"Ahh.. Begitu, itu adalah pesanan tuan muda anda masuk saja ke dalam tuan muda ada di dalam"
"Baiklah"
Pria itu mengantar Steven masuk ke dalam rumah mewah itu, Lagi-lagi Steven kagum dengan isi rumah besar dan mewah ini, ternyata banyak sekali benda berharga.
KAMU SEDANG MEMBACA
My name is Steven
Novela JuvenilSteven Liana, Seorang siswa badboy dan suka banget bully anak sekolah lainnya, hingga pada suatu hari ia mendapatkan karmanya karena membully seorang siswa yang ternyata adalah anak seorang mafia. Dan yang paling gila nya adalah mereka mengingin ka...