29

622 72 16
                                    

Feel free to ask for the typo(s) Happy reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Feel free to ask for the typo(s)
Happy reading

✧✧✧

Ada sebuah kebohongan yang Yibo pertontonkan pada mama. Keberaniannya sudah tersisa sedikit, dia ingin menyimpannya untuk menghadap papa. Wanita yang melahirkannya mungkin bisa dirayu untuk lebih lembut, tapi tidak dengan papa. Yibo sudah siap dihadapkan dengan sikap mendidik pria itu ketika mereka berbicara berdua di dalam ruang kerja.

Mungkin papa sengaja menghindar dari mama, sebab di depan istrinya, segala tindakan kasarnya selalu dipantau. Tidak terlalu kasar, hanya menyuruh Yibo merenungi kesalahannya dengan memainkan Guqin sampai dia benar-benar puas.

Ada sebuah alat musik kuno yang menggantung di dinding ruang kerja papa. Dulu Yibo sering memainkannya hingga buku jari memerah akibat memetik senar. Papa senang menghukumnya dengan cara itu. Beliau bilang, alunan nada yang dihasilkan Guqin dapat menenangkan pikiran dan memberikan pandangan baru. Selagi Yibo memetik senar dengan telaten, dia juga diminta untuk berpikir atas apa yang telah dilakukan sebelum meminta maaf.

Sejak LOYIBOARD berdiri, Yibo tidak pernah menyentuhnya lagi. Tidak menyangka bahwa demi Xiao Zhan dia akan melakukan ini. Padahal pertemuan mereka belum cukup lama, tapi Yibo bersedia bersimpuh di hadapan papa dengan Guqin di atas meja tidak terlalu tinggi.

Alunan itu menggema, menemani papa yang tengah membaca buku tebal dengan kacamatanya yang tersampir di hidung. Yibo beberapa kali melirik, sebelum kembali memfokuskan diri pada petikannya yang menghasilnya bebunyian merdu.

Biasanya, Yibo akan bermain selama tiga puluh menit, atau paling lama satu jam penuh karena dia sudah tahu di mana letak kesalahannya. Dia akan menghadap papa dan meminta maaf. Lalu masalahnya selesai. Tapi, kali ini, papa sudah melirik dua kali pada jam dinding, memastikan bahwa Yibo memang memerlukan waktu sebanyak ini.

Buku jari Yibo sudah memerah, bahkan terasa perih pada beberapa pucuknya. Mungkin itu terkoyak, atau mungkin sudah berdarah. Dia juga sudah merenungkan perbuatannya sejak menutup pintu ruang kerja, Yibo bisa saja langsung menghadap papa dan kembali menjemput Zhan.

Tapi, ini sudah satu jam lebih. Papa juga sudah menutup buku dan menaruh atensi pada Yibo yang menunduk. Dia abai akan hal itu. Yibo ingin papa yang lebih dulu angkat bicara, sebab dia rasa kesalahannya kali ini tidak mudah untuk dimaafkan.

Benar kata papa, apa yang akan orang lain pikirkan tentang mereka jika saja berita kehamilan Zhan bocor dan diterbitkan? Apakah hanya sekadar perusahaannya yang mengalami kemunduran? Eyang yang terkejut dan ingin menghapus namanya dari keluarga? Atau bahkan menyeret Zhan yang masih di puncak karier dan usianya?

Yibo tidak bisa membayangkan, dan dia merutuki diri. Termasuk pada kebohongan yang diberikan pada mama. Kini, segala pikiran jelek memenuhi kepalanya. Sudah siapkan Zhan hamil di usianya yang sekarang? Maukah dia melepas masa mudanya untuk menikah dengan Yibo? Kenapa dia mementingkan ajakan menikah itu dengan sebuah paksa dan menanggalkan pemikiran Zhan yang benar-benar jujur?

Redamancy ✧ YiZhan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang