30

483 66 3
                                    

Feel free to ask for the typo(s) Happy reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Feel free to ask for the typo(s)
Happy reading

✧✧✧

Serupa yang dilakukan Yibo padanya, Zhan turut membeberkan segala tingkah laku keluarga besar Xiao. Sejak ditinggal pergi oleh orang tuanya, Xiao Zhan dirawat oleh kakak perempuan tertua dari ayah atas pesan permintaan beliau. Dia dibesarkan dengan segala kasih sayang yang keras dan kaku, membuat Zhan tidak betah hingga memilih untuk menghidupi dirinya sendiri untuk lepas dari tanggung jawab itu.

Saat itu dia masih sembilan belas tahun, belum cukup bagi Zhan untuk mengerti betapa kejamnya dunia. Namun, pertama kali kakinya menginjak kediaman bibi Xiao, dia jadi tahu seberapa kerasnya kehidupan tanpa orang tua yang memiliki belas kasih seluas samudera.

Bibi Xiao adalah tipikal ibu yang berwatak keras. Beliau mendidik Xiao Zhan, dan mungkin anak kandungnya, dengan segala larangan dan perintah yang tidak bisa terbantahkan. Zhan yang notabenenya menumpang, dia tidak bisa membangkang dan penolakan. Dia bertahan hingga usianya dua puluh tahun, sebelum akhirnya memilih hidup sendiri dengan gaji pertama untuk menyewa hunian kecil.

Kala itu, Zhan masih muda dan terlalu naif. Dia pikir bibi Xiao akan berhenti merecokinya, sebab Zhan sudah tidak lagi menumpang. Dia sudah cukup hebat untuk membiayai hidupnya sendiri.

Tapi, semestanya Xiao Zhan memang begitu. Tidak pernah membiarkannya bebas barang satu detik pun. Bibi Xiao kerap menyebutnya ‘anak tidak tahu diuntung’, ‘anak durhaka’, dan sebutan lain yang tidak ingin Zhan ingat kembali. Dia juga merelakan setengah gaji yang tidak seberapa untuk membayar hutang budi yang selalu bibi ungkit hingga telinganya sudah kebal dengan hal itu.

Hidupnya seolah tidak lagi berharga. Zhan hanya bertahan agar bisa membayar segala hutang pada bibi Xiao. Kemudian entah apa yang menimpanya, semesta tidak lagi jahat pada Zhan. Dia mendapatkan beasiswa untuk menempuh studi dan mendapatkan tawaran pekerjaan di GusuLan.

Xiao Zhan mengakui, bahwa dirinya kala itu memang impulsif. Melihat nominal yang ditawarkan, dia sepakat menandatangani kontrak dengan agensi model itu, hingga membawanya pada titik in, di mana Zhan telah memiliki segalanya. Terlepas akan rasa sesal dan berdosa pada orang tua, Zhan tidak merasa keberatan harus menekuni pekerjaan kotor untuk membuktikan pada bibi Xiao bahwa dia tidak serendah itu karena ditinggal mati orang tua.

Dia mendadak merasa angkuh, ingin menunjukkan seberapa berjayanya dia sekarang. Namanya menjadi mahal, bahkan gaji satu tahun bibi Xiao tidak dapat dibandingkan dengan pemasukan Zhan dalam satu bulan.

Usahanya berhasil. Pembuktiannya benar-benar membuat wanita itu tidak memiliki kata untuk mencemooh Zhan. Terlebih ketika dia membawa Wang Yibo datang ke kediaman.

Bibi Xiao tidak sama sekali melempar kata-kata pada Zhan, tidak saat eksistensi Yibo terlihat di pintu utama. Padahal sebelum siluet itu terlihat, bibi sudah lebih dulu menodong Zhan dengan pertanyaan ketus, mempertanyakan apalagi tujuannya pulang setelah segala perilaku tidak tahu malu dan lepas tangan membalas budi. Wanita itu menjadi lemah lembut, banyak tersenyum, bahkan rela mengotori lengan bajunya untuk mengelap sofa yang akan Yibo duduki.

Redamancy ✧ YiZhan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang