16

610 81 12
                                    


Dengan linglung, Yibo menyuruh Zhan untuk kembali ke unit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan linglung, Yibo menyuruh Zhan untuk kembali ke unit. Sedang dia melangkah tergesa mengejar Lusi yang lebih dulu beranjak dari tempat mereka. Wanita itu sudah merebut barang bawaannya setelah dipungut Zhan sebab tercecer, berlari mengabaikan sepatu hak tingginya menuju parkiran mobil. Yibo menyusul dengan cepat, menghentikan langkah Lusi dengan tarikan tangan yang sedikit erat.

“Lepaskan, Wang Yibo!”

Suara Lusi menggema di basement sepi itu. Sepenuhnya menggelegar dengan teriakan parau sebab isak. Bahkan Zhan yang jauh dari mereka bisa mendengar samar-samar.

“Lepaskan!”

Teriakan yang kedua kembali mengudara, memaksa Yibo untuk melepaskannya kali ini. Lusi lekas melanjutkan langkah, merogoh handbagnya dengan berantakan dan menekan smart key di tangan. Berikutnya ada bunyi klakson yang menggema, disusul suara pintu yang ditutup dengan bantingan keras oleh Yibo setelah Lusi buka dengan cepat.

“Ayo kita bicara.” Suara Yibo turut menggema, tidak kalah nyaring dari suara Lusi beberapa waktu lalu. “Sekarang kamu menyinggung mengenai pembagian aset, tapi kamu tidak pernah mau berbicara denganku sejak hari itu, Zhao Lusi!”

“Tapi, setidaknya—” Lusi menjeda kalimatnya, dia meraup banyak udara saat dadanya terasa sesak. Air matanya kini telah luruh, membasahi pipi ketika dia melanjutkan, “Jangan di tempat yang menjadi milik kita! Kekayaanmu banyak, kenapa harus di sini? Kenapa!?”

Suara Lusi sepenuhnya parau. Kendati teriakannya masih cukup keras, namun wanita itu tercekat diakhir. Dia terbatuk dalam isak tangis yang semakin menjadi, memaksa Lusi untuk berlulut di lantai basement yang dingin.

“Apa kurangnya aku bagimu, Wang Yibo?” Kalimat itu terdengar lirih. Tenaga Lusi benar-benar telah habis untuk sekadar mendongak menatap Yibo yang berdiri menjulang. “Apa yang tidak bisa aku berikan padamu dan dia bisa?”

Yibo mengusak rambutnya kasar, dia turut berlutut di hadapan Lusi. “Berdiri.” Pintanya dengan lembut. “Ayo kita bicara di rumah.” Lusi yang sejatinya telah kehabisan banyak energi, dia hanya menurut saat Yibo memapahnya masuk ke mobil. Yibo menutup pintu, dia akan berbalik saat mendapati Zhan masih di sana. Helaan napas mendadak keluar, Yibo merogoh sakunya dan mengirimkan pesan pada Zhan untuk kembali naik.

Melalui pantulan spion yang semakin menjauh, Zhan terlihat sudah kembali ke dalam lift. Tapi, Yibo tidak merasa cukup lega atas hal itu. Dia akan mengurus Zhan nanti setelah selesai dengan Lusi.

Wanita Zhao itu hanya diam tanpa kata, tapi isaknya tidak kunjung berhenti. Memenuhi seluruh ruang di dalam mobil, memaksa Yibo untuk menepi kendati mereka belum cukup jauh dari apartment.

Yibo meraih Lusi, membawanya ke dalam dekapan, mengelusi rambut panjangnya. “Maafkan aku.” Lirih Yibo, turut menahan air matanya untuk tidak jatuh. “Benar-benar maafkan aku.”

Redamancy ✧ YiZhan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang