IX

268 64 2
                                    

[Jakarta, 2011]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Jakarta, 2011]

SIAPA yang menyangka kalau hari ini Ganesh akan terbangun dengan status baru. Setelah berstatus in relationship selama kurang lebih tiga tahun, statusnya akhirnya berganti menjadi jomblo.

Pagi ini, Ganesh menyiapkan kendaraan roda duanya untuk ia kendarai menuju sekolah. Seperti biasa, ia akan memanaskan motornya terlebih dahulu sebelum kembali masuk untuk sarapan.

Saat sedang mengeluarkan motornya dari garasi, tak sengaja kedua netra Ganesh menangkap sosok mungil berseragam putih abu-abu baru saja keluar dari rumah depannya.

Itu Aresa.

Tumben sekali anak itu berjalan kaki. Biasanya Ganesh melihat Aresa diantar oleh papanya atau kadang juga Ganesh melihat Hema sudah bertandang ke rumah Aresa untuk berangkat bersama.

"Tebengin nggak ya?" gumam Ganesh saat melihat Aresa yang sudah berjalan agak jauh. "Tebengin lah! Kapan lagi bisa berangkat bareng Aresa!"

Tanpa mematikan mesin motornya, Ganesh berlari masuk ke dalam rumah, mengambil jaket dan tas ranselnya, lalu buru-buru berpamitan pada Bunda Ira sebelum memakai sepatu berwarna hitam yang sudah ia siapkan di teras rumah.

"GANESH, ENGGAK SARAPAN DULU?" teriak Bunda Ira dari dalam rumah.

"ENGGAK, BUN! GANESH BURU-BURU!"

Ganesh pun beranjak mendekati motornya, saat ia tiba-tiba teringat sesuatu. "Oh ya, helm!"

Sedikit berlari, Ganesh kembali ke dalam garasi, mengambil dua helm dari rak, lalu memakai salah satunya.

Ganesh tersenyum puas melihat helm—entah milik siapa, sepertinya bundanya—yang kini ia letakkan di bagian belakang motornya. Segera anak itu mengeluarkan motor dari teras rumahnya, lalu bergegas melajukannya—sebelum Aresa semakin jauh atau buruknya sudah naik bus untuk ke sekolah.

Laju motor Ganesh tidak begitu cepat, selayaknya mengendarai motor di dalam perumahan pada umumnya. Terlebih saat netranya berhasil menangkap sosok Aresa yang tengah berjalan tak jauh di depannya.

Tin!

Ganesh menekan tombol klakson pada motornya, berusaha menarik perhatian Aresa. Namun tidak berhasil. Anak itu masih tetap berjalan seperti biasa, membuat Ganesh melajukan motornya lagi agar semakin mendekati Aresa.

Tin! Tin!

Klakson kembali dibunyikan oleh Ganesh begitu motornya sudah berada di samping Aresa. Ia melambatkan motornya. Disaat yang bersamaan, Aresa akhirnya menoleh.

"Ganesh... ngapain?" tanya Aresa.

Ganesh tersenyum tipis dari balik helm full face-nya. Ia menghentikan laju kendaraannya, lalu membuka kaca helm yang menutupi wajahnya.

"Bareng nggak?" ajak Ganesh.

Kelihatannya sih biasa saja. Padahal dalam hati, Ganesh deg-degan sekali. Meski ia berhasil mengendalikan raut wajahnya, aslinya Ganesh cemas sekali karena takut ditolak.

✅️ FIRST AND LAST | NOREN (REPUBLISH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang