V

422 79 11
                                    

⚠️ TW: TULISAN ALAY ⚠️

⚠️ TW: TULISAN ALAY ⚠️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Jakarta, 2008]

GANESH tahu ini tidak bisa dibenarkan. Namun Ganesh tidak mengerti mengapa ia impulsif melakukannya. Semuanya terjadi begitu saja, seolah Ganesh tidak sedang dalam keadaan sadar saat melakukannya.

Ini tentang Citra, pacar barunya.

Awalnya, Ganesh merasa tidak ada salahnya kan menambah teman baru? Meski teman-temannya sudah mengatakan bahwa si Anindya Citra atau yang akrab disapa Citra itu jelas-jelas menyukainya. Namun Ganesh tidak menggubrisnya. Ia hanya berusaha berteman.

Puncaknya adalah tadi sore. Sepulang dari ekstrakurikuler, Citra mengabarinya akan menunggu Ganesh karena katanya ada yang ingin dibicarakan dengan Ganesh. Lagi-lagi, teman-temannya mengatakan kalau Citra menyukainya dan mungkin akan menyatakan perasaannya.

Namun Ganesh tidak mau percaya.

Karena itu, dengan langkah santai, Ganesh berjalan menghampiri Citra yang sudah menunggunya di dekat lapangan sekolah.

"Citra..."

"Eh, Ganesh... ehem... udah selesai ekskulnya?"

Ganesh mengangguk pelan menanggapi basa-basi dari Citra.

"Jadi... kamu mau bicara apa?" tanya Ganesh.

Gadis itu tidak langsung menjawab. Kepalanya tertunduk, membuat poninya menutupi sebagian wajahnya. Jemarinya tertaut, bergerak-gerak gugup.

Ganesh masih diam, sabar menanti. Hingga Citra membuka suaranya.

"Ganesh, aku suka sama kamu. Kamu mau nggak jadi pacarku?"

Seharusnya Ganesh tidak terkejut karena teman-temannya dengan jelas sudah memberitahunya. Namun tetap saja ia tidak menyangka. Ini pertama kalinya seseorang menyatakan perasaan pada Ganesh. Tentu sebagai seorang bocah yang baru beranjak remaja, Ganesh belum berpengalaman menghadapi situasi ini.

Hening canggung berlalu cukup lama, membuat gadis di depan Ganesh itu semakin gugup menanti jawaban dari Ganesh.

Bukan hal yang sulit sebenarnya bagi Ganesh untuk menjawab pernyataan suka dari Citra. Ganesh tahu dengan betul siapa yang ia sukai saat ini dan orang itu bukanlah gadis di hadapannya ini. Namun Ganesh terdiam cukup lama, berpikir bagaimana ia harus memberi jawaban tanpa menyakiti perasaan gadis ini. Hingga akhirnya Ganesh merasa mantap dan mengeluarkan suara.

"Citra, maaf—"

"Ganesh."

Kalimat Ganesh berhenti. Citra tiba-tiba memotong suaranya sebelum ia sempat mengutarakan jawabannya atas pernyataan suka dari gadis itu.

"Eum... itu.... bisa nggak kamu pikirin dulu? Maksudnya... nggak harus dijawab sekarang kok. Pokoknya pikir-pikir dulu ya. Dijawab besok aja, okay?"

✅️ FIRST AND LAST | NOREN (REPUBLISH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang