[SP] HEMIAN's Wedding Day

228 29 9
                                    

️⚠️ CW: Kiss, a bit GXG ️⚠️

️⚠️ CW: Kiss, a bit GXG ️⚠️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Jakarta, 2024]

TAHUN berganti, bulan Januari sudah lebih dari seminggu terlewati. Itu artinya hari yang ditunggu-tunggu akan tiba. Apalagi kalau bukan hari spesial Hema dan Bebeb Ian alias Nawang Jamian.

Pagi itu kediaman bungsu Dananjaya tampak sudah sibuk meski matahari belum nampak. Lebih tepatnya sih Aresa yang sibuk grasak grusuk menyiapkan perlengkapan untuk dibawa dan dipakai ke acara pernikahan Hema dan Nawang.

Ganesh masih bergelung nyenyak di dalam kamar, bersama Milo yang turut merapatkan tubuhnya dan mendusel pada dada bidang sang papa. Tak peduli dengan suara berisik yang ditimbulkan Aresa karena keluar masuk dari kamar.

Waktu menunjukkan pukul enam saat Aresa sudah selesai membersihkan diri. Badannya kini terasa segar. Ia beranjak mendekati dua permata hatinya yang tidak terusik sama sekali di balik selimut.

"Milo, bangun yuk, Sayang," ucap Aresa sambil menoel pipi gembil putranya. Ia mendekatkan wajahnya lalu mencium pipinya gemas. "Sayang, ayo bangun... katanya mau ketemu Jian."

Tidak ada tanggapan dari sang putra. Hanya gumaman pelan tanpa berniat membuka mata. Pandangan Aresa pun beralih pada suaminya. Aresa turun dari ranjang, lalu berputar pada sisi yang lebih dekat dengan tempat Ganesh tidur.

"Ganesh, bangun, Yang. Udah ditungguin Hema sama Nawang," ucap Aresa. Jika tadi dengan Milo ia menoel pipinya gemas, kali ini dengan sang suami, Aresa menepuk pelan pipinya.

Ganesh menggeliat pelan. "Emhh... lima menit lagi, Sayang."

Aresa merengut. "Nanti telat, Yang. Nggak enak sama Hema sama Nawang. Masa groomsmen-nya telat sih kan enggak lucu," balas Aresa.

Mendengar rengekan sang suami, Ganesh pun akhirnya membuka mata meski dengan susah payah. "Pemberkatannya kan jam sembilan, Sayang. Ini masih jam berapa. Tidur lagi sebentar ya, Yang."

Aresa berdecak. "Kan harus siap-siap dulu, Nesh. Belum lagi nyiapin keperluan Milo pasti lama. Milo juga harus sarapan dulu biar perutnya nggak sakit nanti. Terus ya walaupun pemberkatan jam sembilan, setidaknya kita jam delapan udah sampai lah. Masa kita sama kayak tamu undangan yang lain datangnya. Apa kata—"

Cup!

Belum selesai Aresa mengomel, tiba-tiba ia merasakan sesuatu membungkam bibirnya.

Ganesh menjauhkan wajahnya sambil tersenyum melihat Aresa yang tiba-tiba diam. Lucu sekali ekspresinya. Padahal sudah bertahun-tahun menikah, tapi Aresa masih saja sering salah tingkah setiap Ganesh menciumnya tiba-tiba seperti ini.

"Ganesh, ih! Aku lagi serius lho ini!" protes Aresa setelah dirasa kewarasannya kembali.

Namun bukannya mematuhi, Ganesh justru mendekatkan kembali wajahnya pada sang suami. "Aku juga serius. Daripada kamu capek ngomelin aku, mending capek ciuman sama aku nggak sih?"

✅️ FIRST AND LAST | NOREN (REPUBLISH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang