:
°
:
°Sedari tadi rupanya Tuan Bae memperhatikan gerak-gerik putrinya yang terlihat tidak nyaman mendengar pembicaraan Baekhyun tentang perjodohan dan permintaan terakhir ayahnya hingga Joohyun terlihat marah dan menjadi sangat sinis pada pria itu. Bae Soo Bin tentu tahu bahwa kesinisan yang sedang anaknya tunjukkan adalah cara dia mengekspresikan perasaannya ketika dia merasa kesal, benci, dan tidak menyukai orang lain.
Sejak kecil Irene memang tidak pandai menyembunyikan ekspresi, jika dia tidak suka pada sesuatu maka dia akan menunjukkannya dengan jelas begitu pula sebaliknya, karena hal inilah Bae Soo Bin jadi merasa tidak enak hati pada Baekhyun.
"Irene, berhentilah menatapnya seperti itu, kita bisa membicarakan ini baik-baik. Apa kau tidak lihat dia mulai merasa tidak nyaman?" tegur Bae Soo Bin.
"Appa? Aku ingin bertanya padamu sekali lagi, apa kau berpikir untuk menyetujui perjodohan ini karena merasa iba padanya? Aku tau tadi dia hampir menangis saat memelukmu, tapi tolong jangan lakukan ini padaku appa, aku mohon" Joohyun makin gelisah, dia merengek sembari memegang dan mencengkeram lengan kekar sang ayah.
"Irene, kau tenang dulu ya? Masih ada yang ingin appa tanyakan pada Baekhyun, tolong jangan berpikir buruk pada appa" ujar Bae Soo Bin sembari mengusap-usap tangan Joohyun agar dia merasa lebih tenang.
Melihat Irene yang uring-uringan seperti ini membuat Bae Soo Bin merasa khawatir pada apa yang akan terjadi selanjutnya jika dia tetap diam dan tidak segera menanyakan perihal kejanggalan dari cerita Baekhyun yang daritadi mengganggu pikirannya, dia ingin semuanya selesai dengan baik.
"Baekhyun, sebelumnya aku minta maaf karena menanyakan ini padamu, tapi pertanyaan ini tetap harus aku ajukan agar semuanya menjadi jelas."
"Apa ayahmu pernah menyebutkan namaku saat dia bilang ingin menjodohkanmu dengan salah satu anak temannya?" Bae Soo Bin menjeda ucapannya.
"Aku merasa tidak yakin jika teman yang ayahmu maksud adalah aku karena Gi Wook memiliki banyak teman. Selain itu, saat menetap di Korea aku dan ayahmu hanya bertemu satu kali, setelah aku pindah ke luar negeri kami tidak pernah bertemu lagi hingga dia meninggal dunia" jelas Tuan Bae padanya, dia tidak ingin Baekhyun mengambil keputusan yang salah karena ini mengenai permintaan ayahnya sebelum tiada dan itu sama saja seperti sebuah wasiat.
Baekhyun terdiam, dia mencoba mengingat kembali pembicaraannya dengan sang ayah beberapa tahun yang lalu.
"Sepertinya dia tidak menyebutkan namamu saat itu. Tapi Tuan, apa kau yakin tidak pernah membicarakan soal perjodohan ini dengannya? Seingatku dia pernah mengatakan bahwa dia dan temannya sudah sepakat untuk menjodohkan anak-anak mereka."
"Sepertinya dugaanku benar. Maaf nak, dari apa yang baru saja kau katakan, itu jelas bukan aku karena aku tidak pernah membuat rencana perjodohan untuk Irene dengan siapapun" Bae Soo Bin tersenyum sembari mengusap-usap rambut Joohyun putri kesayangannya.
"Aku tidak perlu mengatur perjodohan untuk Irene, aku tidak mau menjadi ayah yang egois. Aku yakin suatu saat dia mampu mencari calon suaminya sendiri dan orang itu pastilah pria terbaik di muka bumi karena anakku tercinta ini yang langsung memilihnya" sambung Bae Soo Bin yang tengah menatap Joohyun penuh cinta.
Perkataan dan sorot mata sang ayah membuat Joohyun terharu dan langsung memeluknya erat.
"Appa, kau tau kan aku sangat menyayangimu? Tidak ada yang bisa menandingi rasa sayangku padamu. Jadi, orang lain tidak bisa bersaing denganku dalam hal menyayangi appa!" Joohyun terkekeh karena merasa lucu dengan perkataannya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chill In Love Fool
Fiksi PenggemarDihantui oleh kematian ibunya dan dihancurkan oleh pengkhianatan keluarga Bae, Junmyeon hidup dalam bayang-bayang masa lalu yang kelam. Sebagai pewaris keluarga Kim, ia terjebak di antara tanggung jawab dan dendam yang mendalam. Ketika Joohyun, gadi...