KESEPULUH

152 13 0
                                        

Dimohon kerjasama nya untuk memberi author vote agar author nya juga semangat buat update.

Selamat membaca dan semoga kalian suka
👇
👇
👇


Terhitung sudah lebih dari 20 menit Sehun, Seokjin, Mark, Jeno, dan Bobby menunggu kedatangan Joohyun di markas Blackstone, tapi batang hidungnya masih belum terlihat juga. Mereka khawatir pada wanita itu, terutama Sehun dan Seokjin yang tinggal bersamanya, Joohyun memiliki satu luka tusuk yang belum kering di bagian perut, meskipun dia selalu mengatakan bahwa dirinya kuat dan baik-baik saja, kedua pria tersebut akan tetap merasa cemas.

Ketika Seokjin dan Sehun mengkhawatirkan Joohyun, lain lagi dengan Jeno. Dia malah merasa kecewa pada putri ketuanya itu. Menurutnya, Irene membuat kerja keras mereka semua jadi sia-sia, bahkan Namjoon sampai harus berurusan dengan polisi, terlebih lagi saat wanita itu menelepon Sehun dengan nada yang ceria, bertingkah seolah-olah tidak terjadi apapun dan dia tidak membuat kesalahan yang fatal, padahal sang ayah dan seluruh agent sudah merasa ketakutan. Joohyun memang bodoh dan tidak berperasaan, begitulah pandangan Jeno terhadapnya sekarang.

"Hyung? Kenapa noona belum sampai juga?" tanya Sehun dengan nada cemas.

"Jarak dari apartemen ke markas itu jauh, sehun-ah. Irene butuh waktu untuk kemari. Memangnya apa sih yang kau cemaskan? Apakah dia akan lolos dari amarah ayahnya jika datang kemari secepat kilat? Kau tahu? Sampai ke sini dengan cepat pun tidak menjamin dia akan selamat dari amukan ketua. Apa tadi kau tidak melihat raut wajahnya? Dia terlihat seperti akan menelan orang hidup-hidup" timpal Seokjin.

"Kuharap noona bisa menghadapi ketua dengan baik, semoga dia tidak memancing emosinya juga. Hmmmm, hyung? Menurutmu, ketua Bae akan memukulnya atau tidak?" ucap Sehun dengan nada rendah.

"Maybe Yes! Maybe No! Aku tidak yakin juga sih. Tapi kalau emosinya terpancing dia bisa saja memukul Irene" Seokjin berpura-pura tenang, dia tidak berpikir sampai ke sana, perkataan Sehun membuatnya overthingking, dia takut jika Joohyun benar-benar dipukul oleh Bae Soo Bin. Dia mencoba meyakinkan diri sendiri bahwa ketuanya tidak mungkin melakukan itu karena Joohyun adalah putri kandungnya.

"Hyung? Bagaimana dengan Namjoon? Apa tidak ada yang bisa kita lakukan?" tanya Jeno pada Seokjin, dia berusaha menginterupsi percakapan keduanya karena sedikit muak mendengar kekhawatiran mereka pada Joohyun.

"Kita tunggu perintah selanjutnya ya, Jeno? Tadi dia sudah bilang bahwa Namjoon akan baik-baik saja. Harusnya kita percaya padanya, kan? Jika sesuatu terjadi pada Namjoon pasti dia yang akan bertanggungjawab" Seokjin berusaha meyakinkan pria itu.

"Oh iya teman-teman! Mungkin hanya aku yang melihat ini, tapi entah kenapa aku merasa ada keanehan pada polisi yang tadi menangkap Namjoon, aku curiga padanya" Seokjin meletakkan jari jempol dan telunjuknya di dagu, tanda dia sedang berpikir.

"Apa maksudmu, hyung?" Jeno kembali bertanya.

"Kemarilah, aku akan menunjukkan profil polisi itu pada kalian" Seokjin meminta mereka berempat untuk mendekat ke meja kerjanya kemudian dia menyalakan komputer yang ada di sana lalu menelusuri sebuah web yang menampilkan profil lengkap seorang inspektur polisi.
Mereka semua menjelikan mata untuk memperhatikan dan membaca seluruh profil si inspektur dengan harapan bisa menemukan keanehan yang dikatakan Seokjin. Antusiasme dan fokus kelimanya patut diacungi jempol hingga tidak ada satupun yang menyadari bahwa Joohyun sudah datang dan ikut bergabung di belakang. Wanita itu sampai ketika Seokjin menyuruh keempat pria yang ada di sana untuk berkumpul di depan komputernya, Joohyun mengurungkan niat untuk menyapa dan malah ikut bergabung karena penasaran dengan apa yang mereka lakukan.

Chill In Love Fool Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang